Refleksi Harian Epiphany – Halaman ke-69 dari 365 halaman dalam tahun. Hari Pantang

“Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Mat 5:20

Tulisan dari penginjil Matius hari ini seolah-olah ingin menunjukkan bahwa orang Farisi yang bersangkutan (walau tidak semuanya) mempunyai double standard. Disatu sisi mereka ingin sekali keliatan suci dan baik. Namun disisi lain, kelakuan mereka sehari2 sebenarnya sangat jauh yang mereka ingin tunjukkan.

Aku rasa yang paling mendekati dari tipe group orang Farisi yang dikecam oleh Tuhan Yesus amat mirip dengan para politician zaman skarang. Di TV dan media massa, mereka ingin terlihat baik, mengajak orang-orang utk membayar pajak dengan benar. Tapi sebenarnya mereka sendiri tak melakukannya. Sebagai contoh Perdana Menteri (dari satu negara) yang ketahuan memiliki investasi saham yang berjumlah besar, atau saat seorang Menteri (di satu negara) yang ketahuan memiliki investasi rumah sebesar $1M tapi semuanya tak dilaporkan ke pajak.

Apabila orang yang bersangkutan adalah politisi mungkin kita hanya manggut-manggut saja, sambil berkata: “yah memang sudah layak dan sepantasnya“. Tapi bagaimana apabila orang yang bersangkutan adalah pewarta rohani. Misalnya, kalau saya yang adalah pengajar Kitab Suci, misalkan saya mengajarkan tentang 10 perintah Allah kepada sekelompok orang. Sewaktu mengajar saya terlihat sangat baik dan suci. Tapi ternyata diluaran kepergok suka jajan di night club. Maka orang-orang yang tadinya percaya dengan apa yang saya ajarkan, mungkin setelah itu mereka akan kecewa dan tak berminat untuk belajar agama lagi.

Di halaman 69. Sebagai umat Katolik jangan sampai kita mempunyai double standard. Atau berusaha mencitrakan yg baik-baik saja dihadapan orang, tapi di belakang semua itu ada banyak belangnya. Seperti satu coin mempunyai dua sisi yang berbeda, tapi semoga kita mempunyai kedua sisi yang sama baik dan sucinya. Be open, be honest, jangan menutup-nutupi, apalagi berpura-pura, tapi yang terutama kita harus punya sikap mau berubah.

PraPaskah adalah saat kita untuk berubah. Dengan melakukan tiga hal: prayer, fasting dan almsgiving selama PraPaskah, kita yg tak sempurna ini akan semakin diasah dan dibentuk untuk semakin serupa dengan Tuhan Yesus. Amin. Selamat menjalani masa PraPaskah. Tuhan memberkati!

%d bloggers like this: