Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-327 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” (Luk 19: 46)
Sewaktu remaja banyak kawan seumuran saya waktu itu suka dengan mobil balap yang dimodifikasi. Waktu itu juga film ‘Fast and Furious’ lagi populer dan tidak sedikit saya melihat teman yang punya berbagai mobil kencang buatan Jepang. Misa Indonesia juga jadi menarik karena jadi kesempatan berkumpulnya ‘anak mobil’, untuk ngobrol tentang trend mobil terbaru dan untuk pergi makan bareng setelah misa.
Syukur sekali kalau perayaan Ekaristi bisa menarik banyak anak muda, dimana Gereja biasanya hanya dipenuhi orang tua. Tapi saya rasa motivasi tiap orang yang datang berbeda-beda. Banyak anak muda yang saya kenal sungguh-sungguh datang untuk berdoa, tapi banyak juga yang datang karena tujuan-tujuan lain. Kita tidak bisa lantas menghakimi berdasarkan penampilan luar, tapi ada baiknya kita renungkan apa tujuan kita masing-masing saat datang kepada Tuhan dalam perayaan Ekaristi?
Bait Allah adalah tempat untuk berdoa, suatu tempat suci dimana kita berjumpa pribadi dengan Tuhan Yesus dalam perjamuan. Ini juga tempat dimana sabda Allah disampaikan dan direnungkan untuk memberi kita makanan rohani yang menguatkan kita dalam perjuangan hidup sehari-hari. Apakah kita datang benar-benar untuk tujuan ini?
Refleksi Harian Katolik Epiphany halaman ke-327 mengajak kita merenung dan memurnikan motivasi kita masing-masing saat datang ke rumah Tuhan. Marilah kita kembalikan perhatian kita kepada Tuhan jika mungkin tujuan kita ke Gereja mulai beralih kepada hal-hal lain. Marilah kita usir ‘pedagang’ dari dalam hati kita supaya kita lebih tulus dan terfokus pada Tuhan saat datang ke hadapanNya hari Minggu nanti.