Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-271 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam” (Pengkhotbah 3:2)

 

Santo Wenceslaus yang Gereja rayakan hari ini adalah gambaran seorang raja muda yang masa pemerintahannya hanya sebentar sebelum dikudeta oleh adiknya sendiri, karena sang adik tergiur untuk menjadi raja. Saat menghembuskan nafas terakhir, Raja Wenceslaus memaafkan adiknya dan meminta adiknya berjanji untuk bertobat dan memerintah dengan adil dan bijak. Keluhuran dan pengorbanan beliau mempertobatkan sang adik. Akhirnya sang adik menjadi raja yang penuh pertobatan, bijak dan luar biasa di dalam memimpin.

Kalimat pembuka bacaan pagi ini (dari kitab Pengkotbah) sungguh sangat menantang ‘Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya‘.
Di bawah langit = di dunia. Apapun juga, ada periodenya!

Coba saja renungkan. Umur? Posisi? Pekerjaan? Pelayanan? Semua ada waktunya, dan akan berakhir. Demikian pula dalam Injil Yesus sendiri sudah mengingatkan para RasulNya bahwa Ia hanya sementara di dunia, karena tugas utamaNya adalah menebus anda dan saya agar menerima hidup yang kekal bersamaNya di Surga. Kehidupan di dunia adalah sementara, fokuslah mengejar kehidupan kekal bersamaNya di Surga.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-271, St Wenceslaus telah menunaikan tugas pelayanannya dengan baik selama hidupnya di dunia. Sebagai manusia biasa dengan darah dan daging, ia mampu menunjukkan bahwa kasih mampu menghancurkan kebusukan dan kebencian. Dia mengerti bahwa segala sesuatu ada waktunya.

Bagaimana dengan pelayanan dan kehidupan anda dan saya di bumi ini? Tuhan memberkati refleksi kita semua.

%d bloggers like this: