Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-222 dari 365 halaman dalam tahun.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. (2 Kor 9:8)
Hari ini adalah hari peringatan St Laurensius martir, seorang pembela orang miskin sampai ia rela mati demi umat Allah. Kisah hidupnya luar biasa sekali! Pembaca refleksi harian Katolik Epiphany bisa membacanya di website Iman Katolik.
Pengalaman kecil indah terjadi beberapa hari lalu saat menyiapkan refleksi harian Katolik untuk hari ini. Tadinya saya sudah bersemangat sekali mau bercerita tentang St Laurensius, namun mendadak ada suara yang menyemangati saya untuk melihat tulisan saya persis 12 bulan lalu. And guess what, rupanya puji Tuhan, refleksi harian Katolik tanggal 10 Agustus 2016 yang lalu was my turn as well and i already shared with you about St Laurensius ?. Jadi, saya pilih pembahasan yang lain untuk hari ini ?.
Suatu kali saya pernah berkata kepada salah satu pembimbing rohani saya. Saya bilang kepadanya, “Anda itu luar biasa ya, puji Tuhan banyak berkat! Segalanya diberi kecukupan. Walau secara materi dan uang, anda bukan orang yang berkelebihan, tidak punya property investment, dan masih menyetir sendiri kemana-mana. Boro-boro namanya punya pesawat pribadi, kadang malah naik motor untuk menghindari macet saat pelayanan ke pelosok-pelosok. Namun Anda sudah keliling dunia, melayani di berbagai negara bahkan membawa tur ke tanah perjanjian, Lourdes, Fatima dan sebagainya”. Sahabat saya mengangguk dan tersenyum sambil berkata, “itulah Tuhan kita Lin. Dia bilang Dia akan membuat kita berkecukupan, dan kita akan semakin berlimpah, saat kita selalu berusaha menjadi pelaku FirmanNya!”
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-222, apakah kasih karunia Allah hanya soal harta dunia? NO! Jangan lupakan penggalan kalimat terakhir di kutipan ayat diatas “….dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” Dalam kehidupan pribadinya, tidak bisa saya sangkal bahwa ia selalu mendahulukan menjadi pelaku Firman, dengan terus menuai kebajikan dan sukacita setiap hari. Ia berusaha menjaga keutuhan keluarganya, menjadi teladan sebagai seorang ayah dan suami, menjadi teladan sebagai karyawan dan tim pelayan di komunitasnya. Lihat saja apa yang Tuhan sudah ijinkan semua yang ia alami. Mau? Tuhan memberkati