BUNGA MAWAR UNTUK SEBUAH PENGAMPUNAN

Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-166 dari 365 halaman dalam tahun.

 

“Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu.” Mat 5:23-24

 

Siapa sih yang suka kalau ketemu orang yang nyebelin?! Apalagi kalau orang tersebut pernah bikin sakit hati. Kalau bisa jauh-jauh deh dari orang tersebut. Bahkan kalau hati sedang senang lalu tiba-tiba melihat wajah orang tersebut langsung membuat kita bete and ga nafsu makan. Kita yang sedang gembira ingin buru-buru keluar dari ruangan tersebut supaya tidak bertemu muka dengan dia.

Yesus tahu kalau kita kesel apalagi dendam lalu disimpan lama-lama itu berbahaya. Efeknya bisa merembet ke mana-mana. Dari tidak ada sukacita dan damai, rentan untuk jatuh dalam dosa, tidak ada kasih, sampai juga berakibat menurunkan kesehatan kita. Di Injil hari ini Yesus mengajarkan bahwa ketika kita mulai memendam kekesalan kita harus take action supaya tidak keterusan!

Jujur, ini bukan hal yang mudah. Apalagi kalau emang kesel banget gimana caranya coba bisa langsung ampuni dan berdamai dengan orang tersebut? Mari kita belajar dari St Theresia Lisieux. Ia yang masih muda dan sederhana tetapi hidupnya penuh pengampuan, ia tidak membiarkan kekesalan menggerogoti sukacitanya sendiri. Bahkan kekesalan tersebut ia ubah menjadi kesempatan untuk mengasihi Yesus!

St Theresia Lisieux diceritakan sebagai pribadi yang sensitif. Saya membayangkan orang sensitif akan sangat rentan untuk disakiti daripada orang yang ‘bermuka badak’ alias tebal muka. Di dalam biara, St Theresia suka diperlakukan kasar dan tidak dihargai, tetapi ia tetap tersenyum dan bahkan ini membuat dia untuk melakukan lebih banyak kasih. Ia berkata setiap perbuatan kasih yang ia lakukan terhadap orang-orang yang menyakiti dia adalah persembahan bunga mawar darinya untuk Yesus! Luar biasa. Pada saat ia meninggal terjadi mujizat hujan bunga mawar. Tuhan melihat dan sangat menghargai setiap persembahan yang ia lakukan. Itu sebabnya patung St Theresia Lisieux yang suka kita lihat di gereja selalu membawa bunga mawar.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halamen ke-166 ini, kita diingatkan lagi bahwa mengampuni dan berdamai dengan orang yang berselisih dengan kita bukanlah hal yang mustahil di dalam Tuhan. Yes memang itu bukan hal yang mudah, oleh karena itu kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi kita harus semakin melekat pada Yesus dan meminta rahmatNya untuk memampukan kita. Seperti St Theresia Lisieux biar setiap pengampunan dan perbuatan kasih yang kita lakukan untuk orang yang menyakiti kita menjadi persembahan bunga mawar kita untuk Yesus ??

%d bloggers like this: