Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-235 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. (Yehezkiel 36:23a)
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan awal yang Allah sudah tetapkan, kesetiaanNya di dalam menyelamatkan bangsa ini tidak pernah berubah. Walau berulang kali kebodohan dan kedosaan dilakukan oleh mereka, namun keselamatan terus ditawarkan.
Nubuat nabi Yehezkiel yang kita baca di pagi ini erat hubungannya dengan perumpamaan yang Yesus sampaikan dalam Injil Matius.
Kesempatan terus diberikan namun manusia punya kehendak bebas apa yang mereka mau lakukan. Persoalannya tidak hanya sekedar menerima tawaran tersebut namun justru pada apakah manusia mau mempersiapkan diri demi menerima keselamatan tersebut?
Saya jadi teringat tulisan Rasul Paulus kepada umat di Korintus “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak” (1 Kor 3:12-13a).
Kalau Anda dan saya membaca keseluruhan dari 1 Korintus 3:11-15 kita mengerti bahwa sekedar dibaptis di dalam Gereja Katolik, tidak berarti keselamatan masuk Surga sudah pasti di tangan dan bisa hidup seenaknya. Justru sangat jelas ditekankan pentingnya bagaimana manusia menjalankan hidupnya di dunia ini (dilambangkan dengan berbagai jenis bahan bangunan)
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-235, bahan bangunan emas adalah perbuatan-perbuatan baik dan kasih yang anda dan saya lakukan di dunia ini. Dan bahan bangunan tersebut adalah sama dengan persiapan kalau Anda dan saya di undang ke perjamuan pesta sesuai dengan perumpamaan Yesus di dalam Injil hari ini. Mari, kita terus membangun hidup kita dengan bahan-bahan terbaik. Tuhan memberkati.