Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-67 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. (Lukas 11:23)
Membaca bacaan pertama dari nubuat nabi Yeremia pagi ini, anda dan saya bisa membayangkan betapa capeknya Allah mencoba berbagai cara agar anak-anakNya kembali ke jalan yang benar (lihat ayat 25). Namun kedegilan hati manusia tertutup atas semua Kasih Karunia tersebut. Kita bisa melihat ini semua melalui nubuat Yeremia “…bahkan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat dari pada nenek moyang mereka” (ayat 26b).
Ternyata hal yang sama terulang lagi pada saat Yesus melakukan mukjizat. Orang-orang tertutup hatinya karena sirik, dengki ataupun ikut-ikutan menolak Yesus, bahkan mengatakan Yesus menggunakan kuasa Beelzebul. Yesus geleng-geleng kepala bingung! Ia akhirnya berkata “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”
Statement Ia berikan, namun keputusan ada di tangan audience saat itu di hadapan Yesus, apakah mau berubah dan mengikutiNya? Atau tetap kukuh bahwa Yesus bukan Allah?? Yesus tidak bisa memaksa!
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-67, inilah benang merah kedua bacaan pagi ini. Dalam Perjanjian Lama, Allah sudah mengutus para nabi dan mereka dicuekin. Di Perjanjian Baru, Allah turun langsung melalui Yesus anakNya, juga masih ditolak. Yesus serba salah, audience saat itu sudah tertutup hatinya, tidak mau lagi menerimaNya bahkan menghasut umat banyak untuk memusuhiNya dengan menyebutNya pengikut beelzebul.
Itu sebabnya penutup bacaan hari ini sangat keras mengatakan, jika anda dan saya tidak bersamaNya, kita masuk kategori melawan Dia yang mencerai beraikan pengikutNya. Pertanyaan yang tersisa adalah, masuk kategori manakah anda dan saya? Tuhan memberkati pilihan kita semua.