Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-302 dari 365 halaman dalam tahun.

“Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Matius 22:36. Silahkan baca bacaan injil hari ini dari Matius 22:34-40.

Pernahkah kita sempat berpikir kenapa Tuhan Yesus menempatkan dua hukum sebagai yang terutama? Lebih janggal lagi, hukum kedua yang ditekankan oleh Tuhan Yesus adalah hal mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Kalau kita baca sekilas rasanya, hukum pertama saja sudah cukup, asal patuh dan taat pada Tuhan sudah cukup, bukan?

Umumnya orang lebih generous dan forgiving pada dirinya sendiri. Seorang teman saya, sebut saja namanya Keitlen. Keitlen boleh sangat taat. Walaupun kadang advice yg ia berikan (menurut sebagian orang) tak berperasaan dan ngotot. Misalnya saat salah seorang teman kami yang lain terlambat ikut misa, maka Keitlen tidak segan-segan menegur tanpa bertanya terlebih dahulu alasan kenapa ia terlambat. Sampai suatu ketika Keitlen sendiri mengalami suatu masalah yang tak bisa dihindari, sehingga ia sendiri terlambat beberapa kali.

Apabila kita 100% terpaku pada hukum hitam-diatas-putih, maka cukup gampang kita bisa jadi kasar dan tak berperasaan. Tidak cuma di dalam komunitas, juga di dalam kehidupan pernikahan, atau saat harus menangani anak kita yang masih kecil. Sering kali kita harus menutup sebelah mata atas kekurangan-kekurangan anggota keluarga kita yang lain, untuk menghindari pertengkaran yang mungkin kurang ada gunanya. Ini adalah bagian dari mengasihi keluarga.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-302 hari ini bisa menjadi encouragement buat kita semua, di satu sisi kita harus menjadi teladan dalam hal iman (seperti dalam bacaan pertama), tetapi jangan sampai kita lupa, “mengasihi” atau “berbuat kasih” adalah hukum yang terutama juga.

%d bloggers like this: