Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-365 dari 365 halaman dalam tahun.
“… mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa” (Lukas 2:30-31)
Rosie (nama samaran) baru saja diceraikan, oleh karena suaminya tidak menyetujui ia tetap melahirkan anak mereka yang cacat. Terus terang perceraian tersebut sangat berat, Rosie harus jadi single parent, dan ia jatuh miskin karena tidak bisa kerja untuk membiayai dirinya sendiri maupun anaknya. Sering terlintas ia mau bunuh diri saja. One day, karena sudah tidak tahan, akhirnya dia sudah bertekad untuk mengakhiri hidupnya.
Di hari yang sama saat Rosie ingin mengakhiri hidupnya, ia melintasi sebuah jalan yang penuh dengan pertokoan. Dia melihat sebuah poster. Poster tersebut menggambarkan tentang persekutuan doa yang sedang berlangsung saat itu. Walau Rosie bukan Katolik, plus ia juga tak mengerti bahasa Inggris, ia memutuskan untuk masuk saja. Tentu saja, selama acara Rosie tak mengeti, dan tak bisa fokus, pikirannya penuh dengan berbagai hal dan ketakutan.
Rosie bercerita, saat di sesi pendoaan, ia tidak mengerti apa-apa, tapi ikut aja ke depan karena dituntun oleh pengatur barisan. Karena tak mengerti bahasa Inggris, Rosie tidak ngerti apa yang didoakan oleh si pendoa. Menariknya, ia merasakan damai yang masuk ke dalam hatinya. Rosie menangis dan menangis.
Di akhir kesaksian, Rosie memberikan message yang sangat powerful. Segala permasalahannya msh tetap ada (ia tetap saja cerai, anaknya tetap cacat, dan ia tetap miskin). Tapi ada sesuatu yang berbeda, dia merasakan perubahan di dalam dirinya. Ia memiliki pengharapan, sebab Ia telah menemukan Tuhan Yesus secara pribadi. Di hari itu Rosie tak jadi bunuh diri, dan sampai sekarang ia membaktikan hidupnya untuk mewartakan Tuhan Yesus
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-365, hari ini adalah halaman terakhir kita di tahun 2017. Coba kita renungkan lagi, apa saja yang sudah terjadi. Satu tahun telah lewat, mungkin kita masih tetap punya pergumulan yang sama, atau masih banyak masalah yang belum terselesaikan. Namun yang membuat Rosie dan Simeon berbeda adalah, mereka telah menemukan Tuhan secara pribadi.
Saya ingin mengajak kita semua, memasuki tahun 2018, mari kita tetap berpegang pada salibNya, dan dengan mata yang tetap tertuju pada Tuhan Yesus. 2018 is the new beginning, because in Him the best is yet to come. Tuhan memberkati.