Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-309 dari 365 halaman dalam tahun.
“Jangan pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barang siapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.” (Matius 23:10-11)
Kutipan di atas diambil dari Injil Matius 23:1-12 yang menceritakan tentang peringatan Yesus terhadap ahli kitab dan orang Farisi. Karena pengetahuannya akan isi kitab Taurat, maka ahli kitab dan orang Farisi memposisikan diri mereka lebih tinggi dan merasa perlu dihormati oleh masyarakat. Yesus menegur perbuatan mereka ini yang tidak patut diteladani karena Yesus datang ke dunia untuk mengajar para pengikutnya berperilaku rendah hati seperti seorang pelayan.
Saya pernah bertemu dengan seorang pemimpin sebuah persekutuan doa yang selalu memposisikan dirinya sebagai pelayan buat saudara-saudaranya. Sebagai pemimpin dia sangat mendengarkan aspirasi anggotanya, bila merancang sebuah kegiatan dia menampung masukan-masukan sebelum dia membuat keputusan. Anggota-anggota PD rela dan dengan senang hati membantu dalam setiap kegiatan karena pemimpin mereka yang melayani lebih dulu, menyiapkan segala keperluan mereka, termasuk menyediakan sendiri makanan untuk rapat dan kegiatan-kegiatan PD. Pada masa kepengurusannya berkat Tuhan melimpah sehingga banyak orang terpanggil menjadi anggota melalui kegiatan-kegiatan PD ini.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-309 ini mengajak kita semua untuk tetap rendah hati dan bersemangat seperti Yesus yang datang ke dunia untuk melayani walaupun sebenarnya Dia adalah pemimpin. Kuasa Tuhan bekerja bagi pemimpin yang rendah hati yang mau melepaskan ke-aku-annya, menyediakan waktunya untuk mendengarkan segala kebutuhan anggotanya dan mencarikan jalan keluar yang akan membimbing anggotanya lebih mendekat pada Yesus.