Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-213 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.” (Matius 13:44)
Manusia pada dasarnya suka hitung-hitungan. Saat mau mengambil keputusan, misalnya antara beberapa tawaran kerja, kita tentu menghitung mana yang paling menguntungkan, gaji mana yang lebih besar. Sadar gak sadar di pikiran kita juga ada ‘list’ urutan antara pilihan terbaik, sampai pilihan terjelek.
Minggu lalu saya melihat video pendek di YouTube dimana beberapa orang di Amerika ditanya apa yang akan mereka lakukan kalau tiba-tiba diberi uang 50 ribu USD.
Orang yang ditanya adalah orang yang gajinya kecil (45 ribu USD) sampai orang yang gajinya besar (200 ribu USD). Menariknya, orang yang gajinya kecil semua bilang kalau mereka bakal sangat bahagia dan gak pernah membayangkan punya uang sebanyak itu. Orang yang gajinya paling tinggi bilang kalau minggu lalu mereka juga dapat 50 ribu USD dan ini sama sekali gak mempengaruhi mereka.
Bacaan Injil hari ini menggambarkan betapa berharganya Kerajaan Sorga yang Tuhan telah berikan kepada kita. Sebegitu berharganya karunia Tuhan ini sehingga banyak orang rela meninggalkan harta miliknya untuk meraih janji Tuhan akan hidup yang kekal. Secara rohani, meninggalkan harta milik bisa menjadi simbol meninggalkan hidup yang lama, kebiasaan-kebiasaan buruk, dosa-dosa kita atau kenikmatan duniawi yang menjauhkan kita dari Allah.
Di refleksi harian Katolik halaman ke-213 ini kita diajak merenung tentang hidup kita sekarang, apa yang kita anggap ‘berharga.’ Apakah kita sudah cukup menghargai hidup sebagai murid Kristus ini secara sungguh-sungguh? Ataukah kita masih menganggap dosa-dosa, hidup lama, kenikmatan-kenikmatan lebih berharga?