Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-270 dari 365 halaman dalam tahun.
“Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.” (Lukas 9:6)
Di dalam komunitas atau pelayanan, orang sering kali bangga apabila kelompok mereka punya perlengkapan atau sarana pelayanan yang lengkap. Saya teringat pernah beberapa kali ikut meeting di berbagai komunitas, masalah yang dihadapi umumnya hampir sama. Dari ingin beli hal-hal yang kecil (seperti makanan, snack atau teh), sampai ingin beli perlengkapan alat musik yang lengkap, bahkan ingin membeli gedung pertemuan. Kalau keinginan tersebut tak dipenuhi, maka akan banyak yang mengeluh.
Sebaliknya apabila perlengkapan (misalnya alat-alat musik) tersebut lengkap, maka tim yang bersangkutan merasa bangga luar biasa. Pada saat itu biasanya muncul masalah yang lain, apabila orang-orang yang bisa main musik pulang atau pindah ke negara lain, siapa yang akan memakai peralatan yang ada?
Bacaan Injil hari ini di Lukas 9:3, “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju”, justru mengingatkan kita akan sebaliknya. Inilah yang dilakukan oleh St Vincent de Paul. St Vincent adalah pelindung bagi orang-orang miskin, karena semasa hidupnya ia habiskan untuk melakukan perbuatan charity untuk memperkenalkan Tuhan Yesus kepada orang-orang miskin.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-270, jangan sampai kelengkapan peralatan menjadi fokus dalam pelayanan sebuah komunitas. Fokuslah pada perbuatan kasih (charity) dan penyebaran Injil Yesus. Demikian juga saat kunjungan, atau sesi pelajaran Kitab Suci. Apakah kita cuma sibuk membahas Kitab Suci? Atau juga disertai dengan melayani orang-orang yang membutuhkan? Ini adalah tantangan buat kita semua. Para Rasul (Lukas 9:6), mereka tidak hanya memberitakan Injil, namun juga disertai dengan perbuatan nyata, yaitu: menyembuhkan dan melayani orang-orang yang membutuhkan.