Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-294 dari 365 halaman dalam tahun.
“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah.” Lukas 12:8
Sekitar 1 tahun yang lalu, kami sekeluarga menerima kabar yang mengejutkan. Perusahaan tempat istri saya bekerja akan dipindahkan. Hampir semua karyawan perusahaan tsb akan diberhentikan. Susahnya jadwal hari terakhir kerja agak tanggung sebab berdekatan dengan jadwal kami akan pergi liburan panjang. Ini membuat kami susah sekali dan cemas. Sebab akan banyak pengeluaran, dan bagaimana mengatur untuk mencari dan menjadwalkan interview pekerjaan yang baru.
Pulang dari liburan, istri saya berusaha untuk mencari pekerjaan baru. Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan kami lewati, namun belum ada hasil. Walaupun makin cemas dan sering patah semangat, tapi kami tetap berusaha saling memberi encouragement, dan berdoa.
Singkat cerita, dua hari sebelum kantor ditutup, keadaan makin intense. Tapi apapun yang terjadi, kami sudah berserah pada Tuhan dan siap menjalani. Di hari terakhir, hari Jumat, kantor istri saya merayakan pesta perpisahan terakhir. Ada ratusan orang yang diberhentikan. Ada yang gembira, tapi banyak juga yang sedih.
Kalau diingat-ingat lagi, sekarang terasa lucu juga. Saat perjalanan pulang di bus, istri saya tiba-tiba mendapat email, bahwa bossnya ingin ia kembali kerja pada hari Seninnya. Besoknya kami baru tahu, bahwa walaupun banyak yang minta, tapi ia satu-satunya yang ditawari untuk tetap bekerja.
Refleksi Harian Katolik Epiphany Halaman ke-294, saya yakin, bukan cuma saya, tapi kita semua pasti punya banyak cerita di dalam hidup kita. Pertanyaannya adalah, di saat ada masalah, apakah kita tetap beriman, berdoa dan berharap? Ketika kita mendapatkan jawaban, apakah kita menganggap semua itu hanya suatu kebetulan? Atau karena kasih karunia dari Tuhan Yesus?
Setiap peristiwa tsb bisa kita pakai untuk memuliakan Tuhan lewat cerita kesaksian2 kita. Baik peristiwa besar, maupun kecil, ini semua bisa kita pakai sebagai kesempatan untuk menceritakan Kemuliaan Tuhan pada teman, maupun keluarga.