Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-174 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.” Luk 1:6

Bacaan diambil dari: Yer. 1:4-10; Mzm. 71:1-2,3-4ak,5-6ab,15ab,17; 1Ptr. 1:8-12; Luk. 1:5-17.

Pada hari ini kita mendapat kesempatan untuk membaca kisah hidup Zakharia dan Elisabet. Mereka dikenal sebagai pasangan yang “benar di hadapan Allah dan hidup dengan tidak bercacat” (Luk 1:6). Sebagai pasangan, Zakharia dan Elizabet juga mendambakan seorang anak. Yang walaupun telah berumur, mereka tetap belum dikaruniakan anak.

Meskipun penuh tantangan, dan mungkin sudah bosan mendengar komentar pertanyaan orang. Pasangan yang belum memiliki anak, umumnya sering ditanya oleh tetangga, atau teman atau saudara “kapan punya anak??”. Tak memiliki anak, seolah-olah dianggap menjadi “aib” keluarga. Berdasarkan pengalaman pribadi, pertanyaan tsb yang mungkin bermaksud baik, akhirnya membuat si pendengar menjadi sakit hati, lalu menyerah, bisa-bisa tak mau berdoa lagi – dan malah berpikir, jangan-jangan Tuhan sudah tuli, kali ya?

Apakah aib Zakharia dan Elizabet langsung hilang? Nope. Lalu apakah dia menyerah? Tidak. Sehingga pada akhirnya Tuhan memang mengkaruniakan apa yang mereka dambakan.

Di halaman 174, sama seperti Zakharia dan Elizabet kita mungkin juga punya aib. Namun saat doa kita belum dikabulkan, rasanya jawabannya cuma “belum saatnya”, atau “Tuhan tau yang lebih baik”. Sayangnya banyak orang lalu menjadi dingin hati, dan tak mau lagi berdoa kepada Tuhan. Mencontoh Zakharia dan Elizabet, semoga sampai akhirnya, kita tetap percaya dan hidup benar di hadapan Tuhan.

Biarkan pada waktunya nanti kitapun dapat berseru sperti Elizabet “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang” (ay 25)

%d bloggers like this: