Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-209 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut ilalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. (Matius 13:29-30)

Kembali Yesus mengajar mengunakan perumpamaan. Kali ini petani yang menabur benih baik di ladangnya tapi musuhnya melakukan sabotase dgn menebarkan benih ilalang. Pada saat awal baik gandum maupun ilalang bentuknya hampir sama, tetapi setelah berapa saat menjelang masa tuai terlihat perbedaan, tanaman gandum menghasilkan bulir-bulir gandum sedangkan ilalang tidak menghasilkan buah. Saat inilah petani memerintahkan utk mencabuti ilalang dan membakarnya.

Apa arti perumpamaan ini buat kita pada jaman ini?

Kita percaya bahwa kita, anda dan saya adalah benih baik yang Tuhan taburkan di dunia ini. Kita bertumbuh bersama dengan benih yang kurang baik. Tuhan meletakkan harapan pada kita untuk bertumbuh dalam Dia dan berbuah kebaikan.

Kehidupan dan pelayanan kita tidak selalu mulus, mungkin karena diri kita sendiri atau gangguan dari orang yang kurang baik yang mengganggu kita. Tapi dalam perumpamaan di atas kita tidak boleh menghakimi apalagi menghilangkan pengganggu kita. Kita mesti bersabar dan merubah gangguan itu menjadi hal positif buat diri kita yang bisa membuat kita menjadi lebih matang dan berbuah lebat.

Refleksi harian Katolik halaman ke-209 ini mengajari kita untuk melatih kesabaran kita dalam menjalani hidup dan melayani di ladang Tuhan. Jangan kita bertindak menghakimi seseorang karena perbuatannya yang kurang baik, karena penghakiman adalah hak Tuhan. Yang sebaiknya kita lakukan adalah semakin bertumbuh dewasa dalam rohani dan menghasilkan buah-buah yang baik.

%d bloggers like this: