Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-254 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan? (1 Korintus 6:7)
Saya teringat pada masa kecil saya, ada saat-saat dimana saya & adik saya sering bertengkar karena hal-hal sepele ( makanan yang tidak dibagi sama rata menurut kami; mainan saya diambil adik tanpa minta ijin; atau karena adu mulut biasanya ) terbawa rasa dongkol & biasanya tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya orang tua kami akan menghukum kami berdua dengan cara di-strap ( berdiri membelakangi TV ) dengan tujuan agar kami merenungkan kekonyolan kami. Jadi yang lain semuanya asyik nonton film seri silat, kami berdua dengan sedih hanya bisa memandang tembok putih sambil mendengar suara-suara dalam bahasa mandarin yang tidak kami mengerti.
Setelah bertambah dewasa, tentu perasaan dongkol & merasa benar ketika sedang berargumentasi masih sering menghinggapi perasaan kami, namun pelajaran berharga ini mengingatkan kami untuk belajar mengalah & introspeksi diri. Kami sadar juga yang paling sedih melihat kelakuan konyol kami adalah orang tua kami tentunya.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-254 ini, maukah kita belajar menyenangkan hati Tuhan dengan tidak berfokus pada perkara-perkara sepele, perbedaan pendapat, kesalahan atau kekurangan orang lain baik itu dalam keluarga ataupun berkomunitas? Bukankah kita sendiri yang rugi bila kita kehilangan bagian dalam kerajaan Allah ( yaitu sukacita, damai & berkat Nya ) yang seharusnya kita bisa nikmati dalam hadiratNya?