Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-262 dari 365 halaman dalam tahun.

 

“Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.” (1 Timotius 3:11)

 

Beberapa bulan belakangan, saya mendapat kepercayaan dari manajer untuk menjadi team leader di kantor. Di dalam tim saya, ada satu orang yang kurang menyenangkan, sebut saja namanya Fei. Suatu kali, ia pernah mengutarakan suatu hal yang membuat saya agak sebel. Namun karena terburu-buru, maka saya menyampaikan begitu saja kepada atasan, padahal saya belum mengerti benar apa yang Fei hendak sampaikan, sehingga beberapa menit kemudian saya langsung menyesali perbuatan tersebut karena manajer saya langsung datang marah-marah kepada Fei di hadapan tim yang lain. Jeleknya, saat melihat Fei kesulitan dimarahi si manajer, sebenarnya ada perasaan senang di dalam pikiran saya. Coba bayangkan, apa yang terjadi apabila Fei mengetahui isi hati saya, dan mengetahui bahwa saya seorang Katolik?

Nasihat St Paulus hari ini ditujukan kepada seorang uskup di Efesus, perihal syarat-syarat dalam memilih seorang pemimpin umat (baca selengkapnya di 1 Timotius 3:1-13). Di antara seluruh nasihat tersebut, menurut saya yang paling susah ada hal “menahan diri“. Sebab ketika seorang dapat menahan diri, maka ia tak akan dengan gampang mengambil kesimpulan, merasa sebel dengan orang lain, menggosip, mengkritik, memfitnah, dll.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-262 ini, melalui bacaan Injil, Tuhan Yesus lewat sikap *belas kasihan*Nya (compassion) telah memberi kita contoh. Saat melihat si ibu yang sudah janda mengalami kesulitan, Tuhan Yesus tidak dengan cepat mengambil kesimpulan dan lalu mengata-ngatai si janda tersebut, namun dengan ringan tangan mau membantu.

Pertanyaannya, orang Katolik tipe seperti apakah kita? Apakah kita termasuk orang yang cepat berkata-kata dan mengambil kesimpulan, atau orang yang cepat menolong? Seringkali lewat uluran tangan kita, orang-orang lain akan dapat merasakan cinta kasih Tuhan.

%d bloggers like this: