Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-241 dari 365 halaman dalam tahun.
Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” (Markus 6:18)
Nekat dan berani mati! Itu yang saya bisa simpulkan dari keberanian Yohanes Pembaptis saat mengeluarkan kalimat diatas kepada penguasa saat itu. Dan benar saja, akhirnya Yohanes Pembaptis menerima upah atas kebenaran dari ucapannya, dipenggal! Secara manusia, mungkin banyak orang berkata “Tau rasa deh, mulut nya sih!” Namun berbeda dengan pandangan Allah dan umat Kristen dewasa ini, Yohanes Pembaptis adalah Pahlawan Iman! Keberaniannya memegang teguh kebenaran dan berani menegur mereka yang berbuat salah adalah contoh sejati seorang pelaku Firman.
Coba baca nubuat Yeremia yang menjadi bacaan pertama hari ini (Yeremia 1:17-19). Di ayat 17, anda dan saya langsung berhadapan dengan ucapan Allah yang berbunyi “…bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!” Atau dengan kata lain, jika itu bicara soal kebenaran, beranilah berbicara dan jangan disimpan sendiri! Yohanes pembaptis adalah pelaku Firman! Walaupun ia harus mengurbankan nyawanya, ia memilih untuk berkata yang sebenarnya! Hari ini, Gereja Katolik memperingati wafatnya St Yohanes Pembaptis, kita merayakan keberanian dalam mengatakan kebenaran.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-241, saya teringat satu pengalaman teman saya saat ikut dalam satu tender di dunia telekomunikasi. Demi memenangkan tender, ia berusaha menyembunyikan beberapa spesifikasi dan mengganti angka-angkanya. Hatinya sebetulnya sudah tidak tenang, namun demi menang dalam tender tersebut ia terus ngotot. Alhasil, baru dalam seleksi awal, dia ketahuan tidak transparan. Akibatnya dia harus sudah tercoret sejak awal. Malu sekali rasanya. Ia sungguh menyesali apa yang sudah dia lakukan. Puji Tuhan perusahaannya tidak di black list. Sejak itu ia selalu percaya diri dan berani berkata benar. Walaupun tidak selalu menang tender, ia selalu bersukacita dengan menjaga kebenaran.
Bagaimana dengan kita semua? Maukah belajar seperti Yohanes Pembaptis? Tuhan memberkati.