Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-253 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” (Lukas 6:9)
Ngebayangin kejadian diatas, pasti Yesus sudah gregetan antara emosi dan nahan sabar, kebayang deh perjuangan batin dalam diriNya.
Di satu sisi Ia datang untuk menyembuhkan dan menyelamatkan, dengan kata lain menunjukkan kepada bangsaNya bahwa Allah telah hadir. Di lain pihak, bangsa Israel masa itu merasa bahwa mereka sudah menjalankan tugas dan adat istiadat sesuai turun temurun. Mereka tidak mau membuka hati! Nah, ini dia kuncinya: buka hati terhadap Allah yang sesungguhnya. Peraturan yang seharusnya untuk memahami Allah justru menjadi bertolak belakang karena tidak mau membuka hati.
Perbuatan baik belum tentu disenangi banyak pihak, bukan mustahil malah kadang membuat orang banyak tidak suka karena kepentingan mereka terganggu.
Saya baru ngobrol sama beberapa teman yang melihat betapa positifnya perjuangan seorang kepala negara di dalam membangun suatu negara. Namun ada saja pihak-pihak yang berusaha mencari-cari celah untuk menjatuhkan dan menjelekkan.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-254, mengutip tulisan Rasul Paulus dalam bacaan 1 yang berbunyi ‘buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru‘ demikian pula anda dan saya di dalam menyikapi kebenaran Ilahi Kristus Yesus.
Sudahkah anda dan saya sungguh membuka diri terhadap pertobatan yang sempurna, dan membuang semua kebodohan-kebodohan kita sebelum mengenal Allah yang sesungguhnya tanpa memikirkan kepentingan pribadi? Tuhan memberkati