Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-324 dari 365 halaman dalam tahun.
Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” ( Lukas 18:38-39 ). Silakan baca selengkapnya di Injil Lukas 18:35-43.
Seorang bapak dengan emosi menegur orang tua yang anaknya yang berumur 6 tahun sedang berteriak-teriak kegirangan ketika melihat pemandangan dari dalam kereta (anak ini dilahirkan buta dan belum lama dioperasi sehingga begitu senang bisa melihat awan, pohon dan lain-lain).
Seorang anak muda yang berapi2 dalam membawakan firman tentang kasih dan ketika mengetahui salah satu teman pelayanan dalam komunitasnya mengalami musibah, dia memilih bersikap diam dan pura-pura tidak tahu.
Sama seperti orang-orang dalam bacaan injil hari ini yang menegor si orang buta, tentu ada banyak alasan yang valid di balik teguran si bapak dan sikap diam si anak muda di atas, yang hanya mereka sendiri & Tuhan yang tahu apa yang ada dalam hati mereka…
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-324 ini, melihat, mendengar, merasakan adalah karunia yang Tuhan berikan pada kita anakNya. Lewat karunia-karunia ini, bentuk partisipasi seperti apakah yang seringkali kita terlibat dalam kesembuhan orang-orang ‘buta’ di sekeliling kita yang mencari Yesus? Apakah saya pura-pura sibuk atau pura-pura tidak tahu dengan apa yang terjadi di sekeliling saya? Atau apakah suara saya membawa inspirasi dan perbuatan saya membawa orang pada Tuhan? Yang manakah saya di hadapanMu, Tuhan?
“Let us love, not with words, but with deeds” ( First World Day of the poor declared by Pope Francis )