Refleksi Harian Epiphany – Halaman ke-57 dari 365 halaman dalam tahun.

“Karena itu carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33.
(Silakan baca juga perikop selengkapnya bacaan hari ini Matius 6:24-34)

Bacaan injil hari ini dan bacaan pertama dari kitab Yesaya (49:14-15), menjelaskan agar kita tidak kuatir akan hidup kita karena kalau kita sudah memilih dan memutuskan untuk mengabdi pada Allah yang maha kasih (bukan pada mamon), maka Tuhan akan memberi hidup kita, anda dan saya , hidup damai sejahtera dalam perlindungan kasih-Nya. Selanjutnya Yesus berpesan bahwa kekuatiran pun tidak akan menambah sehasta dalam hidup seseorang.

Seorang anak muda yang saya kenal, sebut saja Albert. Albert berangkat ke Sydney meninggalkan istri dan anaknya yg masih balita di Indonesia untuk bekerja di Australia, karena Albert punya working visa untuk satu tahun. Sambil mencari kerja, Albert yang punya talenta pemusik melayani di gereja sebagai organis, baik untuk misa, persekutuan doa mudika maupun persekutuan doa dewasa.

Satu hari ada permintaan dari PD dewasa sebagai organis di sebuah acara. Kebetulan hari itu Albert dipanggil untuk bekerja casual. Mula-mula Albert menolak permintaan itu, dan dia berusaha mengganti roster pekerjaannya di hari lain. Anggota PD dewasa juga menasehati Albert untuk tidak membatalkan pekerjaannya. Tuhan nomor 1, keluarga nomor 2 , pekerjaan nomor 3, baru pelayanan nomor 4, begitu ujar mereka. Tapi Albert menjawab bahwa dia mengimani ayat “Carilah dulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.

Saat ini Albert masih terus melayani dan amazing, Albert sudah dapat kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya IT di perusahaan yg kemungkinan akan mensponsorinya untuk mendapatkan permanent visa. Lebih lagi dia bisa mengajak 2 temannya mengikuti jejaknya ke Sydney dan mendapatkan pekerjaan di tempat Albert bekerja cuma dalam 2 hari sejak kedatangan mereka ke Sydney. Luar biasa kasih Tuhan dan berkat-Nya juga kepada kedua temannya, dan Albert bisa menjadi saluran berkat buat kedua teman, dan komunitas gereja yg ia layani. Mari kita berdoa pula bagi Albert agar cita-citanya berhasil untuk dapat permanent visa, bekerja dan berkumpul bersama istri dan anaknya di Sydney.

Di halaman 57 ini marilah kita menggantungkan hidup kita hanya kepada Allah yang sangat mengasihi kita, membiarkan hidup kita terus-menerus dibimbing oleh Roh Kudus. Mengasihi Allah dan menolong sesama, kalau kita berani berkorban bagi Allah, Allah kita tidak pernah berhutang. Berkat-Nya selalu tercurah bagi mereka yg mengasihi Dia dan sesama. Amin