Refleksi Harian Epiphany. Halaman ke-76 dari 365 halaman dalam tahun.

“Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” Mat 21:42

Sering kali kita mengeluh akan situasi di hidup kita. Kenapa sih saya dilahirkan di keluarga yang berantakan? Kenapa orangtua tidak bisa mengerti saya? Kenapa pasangan saya tidak berubah? Kenapa hidup orang lain lebih baik dari saya?

Yusuf

Coba kita bandingkan pengalaman kita dengan Yusuf di bacaan hari ini. Betapa malangnya dia. Yusuf dibenci dan dikucilkan saudara-saudaranya. Ia dijatuhkan ke dalam sumur lalu dijual sebagai budak. Tentu tidak mudah buat Yusuf yg tiba-tiba dibawa ke negeri dan harus kerja keras sebagai budak. Tapi luar biasa pribadi Yusuf. Ia tidak mengeluh dan bertanya “Mengapa saya malang banget?!”. Walaupun hal yg baik belum kelihatan dia tetap setia dalam perbuatannya. Sampai akhirnya Yusuf mengerti mengapa semua itu harus terjadi, yaitu karena Yusuf-lah maka keluarganya selamat dari musibah kelaparan!

 

Belajar dari bisnis Kopi

Sayapun ingin belajar seperti Yusuf. Beberapa hari lalu saya mendapat orderan kopi dari bisnis sampingan saya. Bukannya seneng, ini malah bikin pusing. Ceritanya saya sudah beli stock kopi untuk orang tersebut dan siap dikirim. Tetapi lalu ketauan ternyata client tersebut adalah client milik teman saya yang bisnisnya telah dijual ke orang lain! Sebenarnya bisa saja saya tetap teruskan, toh klien itu sudah ok dengan saya. Tapi suami saya menyarankan itu tidak benar karena bisa menimbulkan masalah kedepannya. Rumitnya lagi, teman saya itu malah susah dihubungi dan saya tidak tahu siapa orang yang membeli bisnisnya. Ditambah lagi klient saya itu minta macam-macam yang akhirnya saya yang urusin. Saya jadi berpikir, “Mengapa ini harus terjadi. Ini klient orang lain tapi malah saya yang repot!” Saya sampai kepikiran terus dan susah tidur, karena masalahnya menggantung.

Puji Tuhan di tengah2 semua ini, Tuhan pakai suami saya untuk berdiskusi dan saya merasa tidak sendirian dan makin bersyukur atas kehadiran suami saya. Singkat cerita akhirnya pembeli bisnis teman saya ini bisa dihubungi dan semua orderan saya serahkan pada dia.

 

Segala sesuatu adalah seijin Tuhan

Sampai saat ini saya tidak mengerti mengapa itu semua hrs terjadi. Tetapi saya mau belajar dari Yusuf untuk tetap melakukan yang benar dan yg terbaik walaupun belum mengerti. Karena seperti ayat Injil hari ini: “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” (Mat 21:42). Yes! Rancangan Tuhan adalah suatu yang ajaib di mata kita. Hal-hal yang buruk yang inginnya dibuang orang jauh-jauh, malah Tuhan pakai menjadi hal yang penting dan menjadi berkat.

Halaman 76, percayakah Anda kalau segala sesuatu yang terjadi itu pasti seijin Tuhan? Dan kalau Tuhan mengijinkan berarti ada sesuatu yang baik yang akan terjadi. Walaupun kita belum mengerti, mari seperti Yusuf kita tetap melakukan yang benar dan yang terbaik, sampai akhirnya kita mengerti rancangan utama Tuhan yang telah Ia siapkan buat kita adalah sangat teramat indah. Tuhan memberkati.