Refleksi Harian Epiphany. Halaman ke-78 dari 365 halaman dalam tahun.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasihNya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rom 5:8)
Bacaan injil hari ini menceritakan pertemuan Yesus dgn wanita samaria di tengah hari bolong (biasanya kalau jam2 segini orang memilih tinggal dalam rumah daripada berpanas-panas ria & harus menimba air) tapi karena status wanita ini adalah tdk jelas (bukan wanita baik-baik) jadi lah dia harus menimba di waktu yang berbeda dari orang-orang umumnya, karena cara hidupnya, ia dikucilkan dan lebih sering digosipin. Tapi Yesus memperlakukannya berbeda, seperti ayat di atas mengatakan Bapa mengasihi anak2Nya, Yesus tidak merendahkan wanita itu, namun justru mengambil inisiatif dgn menghampiri, ikut berpanas-panasan & membangun pembicaraan dgn wanita samaria ini dari hati ke hati (tidak ada yg tersembunyi bagiNya) agar menyerahkan hidupnya pd Tuhan dan berbalik utk meninggalkan kehidupan lamanya yang sia sia.
Seringkali relasi kita dengan orang tua, atau penilaian society (masyarakat) mempengaruhi prespekfif kita akan cinta kasih Allah pada kita dan membuat kita merasa bahwa kita ga layak, ga pantas dicintai Tuhan karena dosa2, kesalahan2 kita dan karena seringnya kita jatuh bangun untuk hidup beriman kita menjadi malu/mengucilkan diri. (Percuma lah ke gereja; terlalu susah untuk jadi orang benar; sudah terlalu berantakan hidup aku; ga mungkin lagi untuk diperbaiki)
His mercy is beyond justice , teman-teman.. emang sebenarnya kita tidak layak, tapi seperti bacaan Injil kemarin, jauh sebelum kita menyesal atas dosa-dosa kita, Dia dengan setia menunggu kita untuk menyesal, berbalik/bertobat & menerima uluran tangan kasihNya. Sama seperti wanita Samaria, kita juga masih sering jatuh dalam dosa baik lewat pikiran, perkataan dan perbuatan kita, dan sering membuat kita merasa malu untuk mendekat padaNya.
Di halaman 78, biarlah dengan setiap tantangan yang kita hadapi dalam perjalanan hidup ini untuk ikut Tuhan, menyadarkan kita bahwa dengan usaha kita sendiri, kita tidak akan sanggup. Tapi bagian kita menerima uluran tanganNya, percaya pada kasih setiaNya, karena Dia yg sanggup mengampuni dosa-dosa kita, menggantikan air mata penyesalan kita menjadi sukacita.. Mari kita awali kerinduan kita untuk diubahkan dengan berdoa “Saya mau, ampunilah saya & bantulah saya Tuhan … (sebutkan dengan jujur apa yg selama ini menghalangi kita mendekat padaNya)”
Mari kita pegang teguh janjiNya bahwa pengharapan padaNya tidak akan mengecewakan. Ketika kita berkata saya mau, maka percayalah Dia mampu pulihkan keadaan kita. Amen ??
Trackbacks/Pingbacks