Refleksi Harian Epiphany. Halaman ke-84 dari 365 halaman dalam tahun.

“Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.” Luk 1:30

 

Bunda Maria Tak Gentar

Apabila seorang gadis muda diketahui telah hamil, tanpa atau dapat diketahui siapa yang telah menghamilinya, umumnya pasti akan menjadi topik hangat pembicaraan. Ada kemungkinan, ia akan dikucilkan oleh teman-temannya, karena dianggap bekas, menjadi noda keluarga, dan dianggap tak “suci” lagi. Tetapi yg pasti, tampa adanya suami/keluarga yang membantu, sang gadis pasti akan mengalami kesulitan untuk mendanai ongkos utk membesarkan si bayi.

Dari sisi manusiawinya, mungkin itulah segala pikiran yang dirasakan oleh Bunda Maria saat diberitau oleh malaikat. Tetapi karena hal tersebut terjadi oleh karena kuasa Roh Kudus, maka ia bersedia menyanggupinya dengan bekata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Jangan takut, itulah pesan malaikat saat bertemu muka dengan Bunda Maria. Di Injil hari ini, kita dihadapkan figur Bunda yang tak takut/gentar untuk menerima tugas panggilan Tuhan.

 

Panggilan Tuhan Erat dengan Pengorbanan

Memang panggilan dari Tuhan itu bisa disertai dengan segala bentuk pengorbanan/penderitaan. Salah satu contoh luar biasa yang pernah saja dengar adalah teman kantor istri saya (sebut saja namanya Mia). Mia saat itu sedang mengandung dan dikatakan kandungannya akan ada masalah. Mia panik, karena dokter menganjurkan untuk menggugurkan kandungannya. Karena kandungan tersebut sudah besar (late term), tak semua dokter mau melakukannya. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya ia menemukan satu dokter yang mau. Tapi last minute, entah apa yang terjadi, Mia berubah pikiran dratis dan memutuskan untuk melahirkan si bayi. Walaupun sulit, Mia menjalaninya dengan sabar, ia bahkan memutuskan untuk berhenti kerja, agar dapat memberikan kasih dan perhatian sepenuhnya kepada anaknya. Krn bagi Mia, apapun kondisinya, anak itu adalah titipan dari Tuhan, dan tugas panggilan Mia adalah untuk menjadi orang tua sebaik-baiknya.

 

Setia dan Jangan Takut terhadap Panggilan Kita!

Di halaman ke-84. Belajar dari sang Bunda, kita semua umat Katolik yg telah beroleh “kasih karunia” dari Tuhan, jangan sampai takut untuk mengamini dan mengiyakan apapun panggilan kita. Ada yang terpanggil menjadi rohaniwan, ada yang terpanggil menjadi suami/istri, ada yang menjadi ortu, dll. Mari kita tanggapi apapun panggilan tersebut dengan positif dan sepenuhnya berserah pada Tuhan. Dengan kata lain setia sampai mati kepada suami/istri, atau pada panggilan dan perutusan kita masing-masing. Jangan takut atau berkecil hati saat harus menderita/berkorban dalam menghadapi godaan yang berusaha menjatuhkan. Tapi dalam setiap perkara, agar kita melakukannya dengan segenap hati, seperti kita melakukannya untuk Tuhan sendiri.