Refleksi Harian Epiphany – Halaman ke-59 dari 365 halaman dalam tahun

59th page out of 365. “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Mrk 10:28

Semasa kecil, saya sering mendengar cuma mrk yg hidup membiara, yg berarti harus meninggalkan segala sesuatu untuk menjadi pengikut Tuhan Yesus. Niat baik ini harusnya menjadi suatu kebanggaan. Namun sebaliknya, memang sering kali ditanggapi berbeda para ortu. “Kehilangan anak satu” begitu kata orang2.

Berefleksi dari Injil hari ini, sebenarnya siapa saja sih yang seharusnya meninggalkan segala sesuatu untuk ikut Tuhan Yesus??? Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku meninggalkan keluarga dan hartanya, ia akan menerima kembali seratus kali lipat” (baca lengkap ay 29-30). Ternyata kita semua yang sudah dibaptis hendaknya meninggalkan segala sesuatu demi Yesus.

Sedikit cerita mengenai pengalaman pribadi. Bbrp waktu yg lalu ayah saya sangat ingin sekali utk pergi mendaki gunung. Krn tracking ke atas gunung sering gak nyaman, dan penuh nyamuk, saya tau hal tsb bakal ditentang habis2an oleh istri saya. Namun krn berkali2 diminta, walau awalnya keberatan akhirnya saya setuju jg. Semuanya serba dadakan, sore hari itu, tanpa sepengatuan istri, tanpa persiapan, kami pergi juga.

Perjalanan tsb melelahkan. Kadang diam2 saya dongkol jg, krn anak saya yang masih kecil gak mau jalan sendiri, jadi anak saya yg seberat 16kg terpaksa digendong selama pendakian. Ayah saya krn sudah tua jg ngos-ngosan. 95% sampai keatas sayangnya ayah saya tidak kuat lagi, dan kami turun kebawah. Puji Tuhan selama tracking anak saya tidak rewel. Walaupun tubuhnya jadi penuh bentol2 digigit nyamuk, ia dilindungi dan tidak kena malaria. Melihat wajah ayah saya yg happy, membuat sayapun jadi ikut bahagia. Rasa letih berkurang seketika.

Jawaban Yesus memang sangat tegas, namun bukan berarti kita jg harus meninggalkan keluarga demi mengikuti Yesus. Yang Yesus maksud adalah totalitas. Kita tak perlu “meninggalkan” keluarga – kenyataannya melalui keluarga, kitapun dapat melayani Tuhan, yaitu: dengan ‘berkorban’ demi keluarga, dengan ‘ada’ demi keluarga. ‘Totalitas’ berarti berbuat sesuatu yang extra-ordinary demi memuliakan Tuhan. Supaya lewat perbuatanmu orang lain dapat melihat dan memuliakan Tuhan.

Halaman 59, perbuatan extra-ordinary apakah yang dapat engkau lakukan utk orang lain, demi melayani Tuhan? Tuhan memberkati