Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-285 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. (Lukas 11:23)
Sewaktu SMA, saya bersama beberapa teman belajar ilmu penyembuhan aliran ‘Chikung’. Ilmu ini mengajarkan kita untuk menyembuhkan penyakit dan melihat hal-hal di balik tembok.
Seorang teman saya tekun sekali mempelajarinya sampai bukan saja ia bisa menyembuhkan sakit2 kecil, stamina dan kekuatan fisiknya juga jadi sangat kuat. Tapi semakin lama ada banyak efek samping yang ia derita, termasuk menderita ‘anxiety’, tidak bisa tidur dan kurangnya damai dalam hati. Sewaktu ikut retret ia didoakan dimana ia meraung-raung seperti macan. Ternyata lewat ‘ilmu putih’ ini ada roh jahat yang masuk. Syukurnya saya dan teman-teman yang lain tidak tekun dan kami ‘drop out’ sebelum beroleh kekuatan-kekuatan tersebut.
Seorang kawan lain belajar ‘Reiki’ dimana ia jadi bisa melihat dan merasakan gerakan2 roh di sekitarnya. Saat ke persekutuan doa ia bisa melihat Roh Kudus yang bekerja dan merasa takjub. Tapi di rumah ia menderita stress, ketakutan dan panik karena melihat semua roh-roh jahat yang berkeliaran mempengaruhi orang lain. Syukur ia bertobat, tidak lagi berkecimpung dengan Reiki dan memperoleh kedamaian.
Ada banyak ajaran dan ‘ilmu putih’ yang mencoba mengajarkan kekuatan-kekuatan supranatural yang bisa digunakan untuk kebaikan. Karena terlihat baik, terkadang orang Katolik mencoba menyatu2kan kepercayaan lain ini dengan iman Katolik yang juga mereka lihat baik.
Di jaman Yesus, orang-orang juga kesulitan membedakan baik dan buruk, mereka menyangka Yesus yang mengusir roh jahat sebagai teman si jahat. Inilah susahnya kita manusia membedakan apa yang berasal dari Tuhan dan apa yang berasal dari roh jahat. Iblis yang punya gelar ‘sang penipu/sang penyesat’ (Wahyu 12:9) adalah pribadi yang pandai menyamar. Kedua kawan saya yang berpikir mereka belajar sesuatu yang baik akhirnya menderita karena yang mereka ikuti adalah si ‘jahat yang menyamar.’
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-285 ini menceritakan tentang Yesus yang menyatakan beberapa hal kepada umatnya. Pertama, bahwa kuasaNya lebih besar dari kuasa roh apapun di dunia, termasuk kuasa kegelapan. Kedua, bahwa apa yang terlihat baik belum tentu berasal dari Allah dan pentingnya kita berpandu kembali kepada ajaran Kristus yang murni lewat Gereja-Nya. Janganlah kita mencari ‘ilmu2’ lain yang hanya akan menjauhkan kita dari Tuhan. Hanya Yesus Kristuslah yang selayaknya kita sembah.