Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-349 dari 365 halaman dalam tahun.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan siang malam merenungkan Taurat itu siang dan malam. (Mazmur 1:1-2). Silakan baca juga injil Matius 11:16-19.
Ayat mazmur di atas mengajak orang Yahudi untuk mengikuti jalan kebenaran menurut hukum taurat dan menghindari perilaku tidak benar. Sedangkan dalam bacaan injil Matius hari ini, Yesus memperingatkan bahwa banyak orang yang tahu pesan Allah tetapi mereka berjalan atas kehendaknya sendiri atau kehendak teman-teman mereka dan mencari pembenarannya.
Seorang ibu yang aktif dalam pelayanan di komunitas kerohanian mengatakan bahwa tahun depan dia akan istirahat dalam pelayanannya. Alasan ibu ini pekerjaannya menyita waktu, dia baru punya cucu dan dia sering dititipi untuk menjaga cucunya. Menurut dia pelayanan harus dimulai dari pelayanan dalam keluarga, bagaimana mau pelayanan keluar kalau keluarga juga perlu perhatiannya, kata ibu ini.
Kata-kata ibu ini ada benarnya, tapi juga bisa berarti mencari pembenaran karena memang kita bisa melayani di luar namun prioritas pelayanan adalah di dalam keluarga. Di sinilah kita harus berhati-hati dan tetap fokus pada tujuan dari pelayanan kita, yaitu untuk menjadi perpanjangan tangan dan kaki Tuhan di dunia.
Memang benar, sewaktu anak-anak sudah besar dan berkeluarga, pada saat itu kita bisa lebih meluangkan waktu dan melayani di luar sana. Namun, bukan berarti pada saat kita masih muda dan belum berkeluarga pelayanan itu harus berhenti. Melayani Tuhan adalah tugas kita setiap hari, hanya saja prioritas yang kita jalani bisa berbeda, dan jangan sampai kita mencari pembenaran dengan menarik diri dari pelayanan kita kepada Tuhan. Begitu banyak orang yang butuh mengenal Tuhan melalui kasih yang bisa kita bagi ke mereka, baik di dalam maupun di luar lingkungan keluarga.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-349 ini mengajak kita untuk keluar dari comfort zone dimana kita merasa nyaman, untuk berbuat sesuatu bagi orang lain yang membutuhkan uluran kasih dan kabar gembira keselamatan. Berbuat kasih akan menyelamatkan roh kita, satu-satunya milik kita yang akan menyertai kita dalam kehidupan kekal. Ajaran-Nya sudah begitu jelas, bila kita mengasihi orang yang paling hina, maka kita sudah mengasihi Dia, dan itu upah kita di surga. Amin.