Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-46 dari 365 halaman tahun 2019.
“Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.” (Markus 7:37)
Ada sebuah website yang menampilkan simulasi penglihatan seorang yang mempunyai katarak di matanya. Kondisi ini mungkin tidak asing lagi untuk kita, biasanya katarak menyebabkan hal sekitar kita menjadi buram, warna menjadi tidak jelas dan buat orang lain seperti melihat kabut dimana-mana. Treatmentnya tidak sulit dan operasi sederhana bisa menghilangkan kondisi ini dan mengembalikan penglihatan.
Bacaan refleksi harian Katolik Epiphany hari ini mau menggambarkan keadaan manusia yang tidak bisa melihat jelas, tidak bisa mendengar atau berbicara. Maksudnya disini bukan sekedar ketidakmampuan secara jasmani/fisik, tetapi juga secara rohani. Saat kita terbenam dalam dosa dan hidup yang jauh dari Allah, sungguh sulitlah kita membedakan hal yang benar dan salah. Semua menjadi buram, kita juga mudah dipengaruhi paham-paham sekuler atau menyesatkan yang tidak sesuai dengan iman Kristiani kita.
Yesus datang ke dunia untuk membebaskan segala hal yang memblokir panca indera rohani kita. Ia punya kuasa untuk membantu kita melihat kembali kuasa dan cinta kasihNya. Juga untuk mendengar suara Roh KudusNya yang membimbing kita ke jalan yang benar setiap hari. Bukan hanya itu, Ia juga mau membebaskan mulut kita untuk mewartakan kabar gembiraNya kepada orang sekitar kita.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-46 ini mau mengajak kita merenung kembali, apakah kita merasa sulit mendengar Tuhan atau mengetahui kehendakNya? Mari kita ingat akan kerinduanNya untuk membimbing kita di dunia ini, semua ini tersedia jika kita mau mendekat kembali kepadaNya.