Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-47 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku! (Yesaya 58:9a)

 

Yesaya menerangkan apa yang perlu dilakukan dalam berpuasa. Berpuasa bukan sekedar tidak makan atau menghindarkan diri untuk tidak melakukan kesenangan saja melainkan perbuatan nyata. Berpuasa yang Tuhan kehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman (lihat ayat 6 dan 7).

Berpuasa adalah sarana, bukan tujuan! Berpuasa adalah langkah pertobatan dan memberi diri untuk orang lain melalui perbuatan. Sedangkan tujuannya adalah di ayat 9a, pada saat akhir kehidupan dan kita berteriak minta tolong karena merasa tidak tahu apa yang bisa kita buat, Tuhan berkata: Ini Aku!

Bacaan injil hari ini menegaskan apa yang ditulis Yesaya. Yesus mengatakan selagi murid-murid ada bersama Yesus, mereka tidak perlu berpuasa. Bersama pengantin adalah tujuannya, murid-murid sedang “berpesta” karena berada bersama Dia. Puasa adalah sarana untuk bisa mencapai tujuan bersama Dia.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-47 ini mengajak kita berpuasa secara benar sesuai dengan yang Tuhan kehendaki. Membuka belenggu kelaliman dan melepas tali kuk, memberikan milik kita bagi siapa yang memerlukan. Maka kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu.

Tuhan memberkati dan semoga puasa kita berarti di mata Tuhan dan membuat kita lebih dekat kepada-Nya. Amin.