Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-61 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“…Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” (Matius 21:40)

 

Yusuf dibuang, padahal apa juga salahnya? Hanya karena kakak-kakaknya iri hati dan sirik atas kebaikan Sang Ayah kepada adik mereka (yang kemungkinan besar saat itu Yusuf anak bungsu karena Benyamin belum di lahirkan). Dan akhirnya saat iri dan sirik itu memuncak, keputusan membuang Yusuf dilakukan. Sekali lagi satu contoh kita membaca, bahwa manusia memutuskan dirinya sendiri untuk jatuh di dalam dosa. Si jahat hanya bisa menggoda melalui iri hati, sirik, ingin menguasai dan lain sebagainya.

Injil hari ini juga memperlihatkan betapa sesungguhnya para penggarap kebun anggur sudah bagus diberi pekerjaan yang layak, dan dibayar dengan baik. Tiba-tiba saja muncul rasa tidak puas dan keinginan menguasai serta mengambil alih apa yang bukan hak mereka. Akhirnya malah membunuh dan berbuat dosa. Apa yang kira-kira Allah akan lakukan kepada mereka yang berbuat demikian?

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-61, jika anda dan saya saat ini sedang bergumul dengan keduniawian dan kedagingan kita, ingatlah bacaan-bacaan hari ini. Saat manusia bergumul, dosa sudah mengintip dan itu hanya sebatas pikiran. Namun saat dosa itu dilakukan, ia akan berbuah, dan akan menjadi matang, menghancurkan anda dan saya.

Ingat bacaan refleksi harian Katolik kemarin, mengandalkan Allah bagai pohon di pinggir sungai. Mengandalkan Allah, anda dan saya akan sanggup melawan keduniawian kita! Jangan sampai kita binasa bagai penggarap2 tersebut di dalam Injil hari ini. Tuhan memberkati