Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-306 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (1 Kor 15:33)
Bella adalah seorang anak SMA. Sewaktu dia masih kecil, teman-temannya sangat suka padanya karena Bella rajin ikut persekutuan dan rajin ke Gereja. Setiap kali ditanya, Bella mau ngapain? Dia pasti mengatakan, bahwa dia mau berdoa kepada Tuhan Yesus yang begitu baik.
Sayangnya, setelah menjadi remaja dan menjalani pergaulan yang berbeda, Bella berubah. Dia tak lagi suka berdoa atau mau ikut persekutuan. Sekarang karena terpengaruh oleh teman-temannya, dan takut di-label “kurang gaul”, Bella malah suka merokok, dan banyak tertinggal pelajaran di sekolah.
Coba bandingkan dengan teman saya yang lain sewaktu kuliah dulu, karena demi ikut persekutuan, akhirnya ia terpaksa tidak ikut-ikutan teman-teman lamanya lagi yang suka ke night club.
Mungkin kita sering menganggap enteng pergaulan. Tapi sesuai dengan ayat hari ini, bukan cuma anak remaja, tapi bahkan orang dewasa bisa terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulan. Saya masih ingat nasihat oleh orang tua saya sewaktu kecil, kalau bergaul harus pilih-pilih. Bukan berarti pilih-pilih suku, ras, agama dan sebagainya, namun lebih dalam arti berhati-hati, karena bisa ikut terseret dalam dosa.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-306 ini, apakah kita takut dianggap kurang gaul? Prioritas kita sudah pasti, hidup kudus selama masih di bumi. Sebab sebagai orang Katolik kita percaya akan kehidupan setelah kematian. Jangan sampai pergaulan yang salah sampai merusak hidup kita yang sementara ini, dan akhirnya malah menjauhkan hubungan kita dengan Tuhan Yesus.