Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-201 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. (Matius 12:7)

 

Minggu lalu saya tertarik membaca review film baru tentang salah satu sekte Kristiani yang cukup terkenal. Kelompok ini melarang anggotanya untuk terima transfusi darah, meskipun diperlukan. Aturan ini mereka dasarkan pada interpretasi ayat perjanjian lama yang salah dan tidak sesuai iman Katolik kita. Akibat aturan ini, banyak anggota mereka yang lantas meninggal jika sakit dan butuh transfusi.

Yesus pada hari ini juga mengkritik para orang Farisi yang berusaha menyalahkanNya karena melanggar aturan hari Sabat. Ia tahu orang Farisi telah ‘mempertuhankan’ peraturan agama, seperti juga sekte di contoh di atas. Jika aturan agama menjadi ‘tuhan’ maka aturan tersebut mutlak. Bahkan nyawa manusia pun dianggap lebih rendah daripada peraturan.

Hari ini Yesus mau mengingatkan kita bahwa menyembah Allah justru berarti mengutamakan belas kasihan di atas peraturan, jika aturan itu menyebabkan penderitaan atau terancamnya nyawa sesama kita.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-201 ini, coba kita renungkan apa kita saat ini berbelas kasih dalam memperlakukan sesama kita? Ataukah kadang kita masih seperti orang Farisi yang men-judge sesama kalau mereka berbuat salah?