Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-265 dari 365 halaman dalam tahun.
Jika ada orang yang mengajarkan ajaran lain, dan tidak menurut ajaran sehat, yakni ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, tidak menurut ajaran yang sesuai dengan iman kita, dialah orang yang berlagak tahu, padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, iri hati, fitnah, dan curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berfikiran sehat, yang kehilangan kebenaran, yang mengira agama itu suatu sumber keuntungan. 1 Timotius (6:3-5)
Paulus menulis pada Timotius mengenai peringatan tentang ajaran sesat. Timotius adalah pengganti Paulus di Efesus dan bertugas sebagai “pengawas” jemaat di sana.
Ternyata apa yang dikawatirkan oleh Paulus 2000 tahun yang lalu telah terjadi di dunia ini. Ada pihak yang mengunakan agama untuk mengacaukan keadaan, menimbulkan percekcokan, dengki, fitnah dan curiga. Buat kita yang percaya pada kemurahan dan kerahiman Tuhan, pasti mengerti bahwa Tuhan tidak akan membiarkan kuasa si jahat mengalahkan umat Allah. Iblis telah dikalahkan dengan kuasa darah Kristus walaupun pertempuran-pertempuran kecil masih ada dan bahkan sampai memakan korban orang benar dijebloskan ke penjara. Memang kadang pengorbanan seseorang merupakan silih bagi orang lain.
Di ayat berikutnya (ayat 10), Paulus juga memperingatkan bahwa akar segala kejahatan ialah cinta uang. Keterikatan dan cinta uang sudah merupakan mamon, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman 265 ini mengajak kita untuk makin mendalami iman kita pada ajaran Tuhan kita Yesus Kristus, dan dengan ajaran tersebut kita membawa orang lain mengerti ajaran kasih-Nya yang luar biasa, bahkan sampai pengorbanan diri-Nya. Marilah kita kenakan seluruh perlengkapan senjata Allah, berikat pinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kaki berkasut kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, dan selalu gunakan perisai iman utk melumpuhkan panah api dari si jahat. Mari kita juga selalu ingat peringatan St. Paulus untuk tidak menghamba pada uang, yang bisa membawa kita terjerumus dari satu kejahatan ke kejahatan yang lain dan berakhir pada maut.