ADA BERKAT DALAM BEBAN
Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-174 dari 365 halaman dalam tahun.
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.” (Mat 11:29-30)
Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita sedang dibombardir dengan banyak kerjaan/tanggung jawab, rasanya enak sekali kalau ada orang yang datang membantu bukan (atau kalau bisa bukan cuma membantu, tapi dia mengambil alih semua beban/tanggung jawab tersebut, sehingga kita bebas tugas & bisa santai seperti di pantai)? ☺
Apakah kita juga berharap demikian ketika kita mengimani perkataan Yesus tersebut? Kita berseru dan berdoa “Tuhan, tolong ambil beban hati ini. Tuhan, tolong lepaskan saya dari kesulitan keuangan ini. Tuhan, tolong bereskan masalah ini, dan sebagainya.”
Simsalabim! ✨Apakah semua beban, masalah & kesulitan kita menjadi langsung hilang?!? ✨
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-174 ini, mari kita renungkan apakah arti ajakan Tuhan sebenarnya lewat ayat di atas:
- Bukankah Tuhan tidak ingin kita bergumul sendiri? Ketika kita dengan rendah hati mau berbagi dan mengikuti caraNya dalam memikul/menghadapi persoalan hidup, maka kita bisa mengalami ketenangan dan kekuatan dalam Dia.
- Manusia seringkali berdoa agar Tuhan langsung mengangkat/menyelesaikan persoalan mereka dengan segera.
Kalau kita baca lagi ayat di atas, tidak dikatakan bahwa beban yang kita pikul akan hilang atau tidak ada lagi dalam sekejap ketika kita mengikuti caraNya. Namun dikatakan, bahwa kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan.
Seringkali pertolongan Tuhan dan jawaban Tuhan atas doa kita adalah agar kita mau mengubah perspektif dan cara pandang kita akan masalah/kesulitan/penderitaan kita sehingga kita tidak melihatnya sebagai beban, namun sebagai berkat yang tersembunyi dan pelajaran yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Maka kita akan mengalami pengalaman iman seperti yang dikatakan dalam injil hari ini, bahwa ketika kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam RohNya (1Yoh 4:13)