Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-328 dari 365 halaman dalam tahun.

 

KataNya kepada mereka: “Ada tertulis: RumahKu adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.”  (Lukas 19:46)

Saya teringat ketika masa-masa saya kuliah di grogol, ada beberapa kali pengalaman naik angkutan umum ( dari mulai bajaj, metromini & mikrolet ) saya pernah dicopet dengan ditodong pisau. Padahal siang hari bolong, ada banyak orang saat itu di sekeliling saya namun tukang todong/jambret ini tetap cuek & berani beraksi ?

Sejak peristiwa itu, setiap naik kendaraan umum saya selalu merasa takut, waswas, dan tidak tenang apalagi kalo ada mata yang melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki lalu berbisik-bisik dan gerak gerik mereka mencurigakan, bawaannya jadi deg-degan kalau berangkat kuliah.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-328 ini, Yesus dengan kontras menggambarkan suasana rumah doaNya yang menjadi seperti sarang penyamun ( ketemu 1 penyamun aja sudah menjengkelkan, ngga kebayang kalau 1 kelompok ) . Yang seharusnya umat datang untuk berdoa & bisa menemukan kedamaian, ketenangan batin & sukacita lewat persekutuan & pewartaan Firman namun sebaliknya Yesus kecewa melihat suasana yang terjadi jauh berbeda di dalam rumahNya.

Bagaimanakah suasana fellowship & relasi dalam keluarga dan komunitas kita jika Tuhan datang sebagai mystery guest? Apakah orang-orang di dalamnya mengalami cinta kasih Allah ataukah sebaliknya kegalauan yang kita rasakan karena yang difokuskan adalah seputar uang, harta dan materi seperti di sebuah sarang penyamun?