Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-363 dari 365 halaman dalam tahun.
“Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.” (1 Yohanes 2:3-4)
Ayat di atas tidak menyisakan ruang untuk bagian abu-abu. Kalau anda dan saya berani berkata bahwa kita mengenal Allah, menuruti perintah-perintah-Nya adalah sebuah harga mati. Kita tak perlu berkecil hati karena Allah kitalah yang paling tahu apa yang harus kita perbuat, apa yang terbaik bagi hidup kita. Sebaliknya kita bergembira karena Allah Bapa tidak akan meminta kita untuk melakukan hal-hal di luar kemampuan kita.
Kalau kita mengenal Allah, maka kita akan semakin mencintai dan ingin mendekat kepada-Nya. Dengan demikian kita juga otomatis ingin menyenangkan hati-Nya dengan cara menuruti hal-hal yang telah Ia perintahkan. Bukannya bersungut-sungut merasa disuruh-suruh, melainkan kita akan bersuka cita oleh karena diberi kesempatan melakukan sesuatu bagi sang Kekasih yang telah memiliki segalanya.
Mengenal Allah tidaklah sama dengan mendengar tentang Allah dari orang lain. Allah ingin kita punya relasi pribadi dengan Dia.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-363 ini, marilah kita refleksikan apakah kita menyukai, dan menuruti perintah-Nya? Apakah kita mengenal sang Juru Selamat yang baru saja kita rayakan kelahiranNya?