Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-124 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.” (Yohanes 15:12,17)

 

Bacaan Injil hari ini diawali dan diakhiri dengan penegasan Tuhan tentang kasih. Kasih (love) bukanlah sekedar perasaan / emosi yang membuat segala apapun tentang si dia terkesan indah dan manis. Kasih juga merupakan sebuah perintah, suatu keputusan.

Manusia adalah makhluk egois. Namun kasih memampukan kita untuk berkorban bagi orang lain. Dulu saya sempat belajar main gitar hanya demi pacar (sekarang istri) saya. Memang dasar tidak berbakat, belajarnya susah, gerakan tangan dan jari terasa aneh, tapi saya rela berkorban berminggu-minggu belajar tanpa pacar saya ketahui agar bisa memberi kejutan untuk menyenangkan hatinya.

Kasih dibuktikan melalui pengorbanan. Sengsara dan wafat Kristus adalah pengorbanan terbesar yang membuktikan berapa Allah mencintai kita. Ia menyerahkan nyawaNya agar kita dapat kembali bersatu denganNya. Sebagaimana Yesus mencintai kita, demikianlah kita juga dipanggil untuk mengasihi satu sama lain.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-124 ini, percayalah bahwa sampai detik ini Yesus terus mencintai kita. Apakah yang dapat aku lakukan pada sesamaku hari ini? Beranikah aku berkorban demi mengasihi sesama?