Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-279 dari 365 halaman dalam tahun.

 

“Barang siapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barang siapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.” (Lukas 10:16)

 

Belasan tahun lalu, dua orang anak muda kebetulan menginap satu kamar dan share dengan seorang pewarta. Kedua anak muda itu sebenarnya sudah sepakat untuk keluar malam sejenak, mau menghisap ganja yang mereka bawa dilanjutkan dengan party sambil makan ekstasi yang sudah disiapkan. Si pewarta tersebut kebetulan mengetahui niat mereka. Sesaat sebelum kedua anak muda tersebut mau keluar, si pewarta berkata, “Hati-hati ya, om cuma mau bilang, neraka itu ada dan real!” Puji Tuhan kalimat itu membuat kedua anak ini menahan sejenak keinginannya dan terdengar mereka saling berbisik mempertanyakan keeksistensian neraka seperti yang dikatakan pewarta tersebut. Pada akhirnya kedua anak muda tersebut mengurungkan niat mereka dan akhirnya justru berdiskusi dengan sang pewarta tentang Surga dan neraka.

Kehendak bebas adalah milik masing-masing orang. Benih Firman Allah boleh ditabur dalam kapasitas yang sama, namun keputusan hati di dalam menerima Firman tersebut bisa berbeda. Kedua anak muda tersebut berakhir dalam dua situasi yang bertolak belakang. Yang satu bertobat dan tidak menyentuh lagi obat-obatan terlarang tersebut, namun yang lain meninggal over dosis. Jika seseorang menolak Firman Tuhan dan kebenaranNya yang di bagikan, bisa diibaratkan dia menolak Yesus sendiri. Menolak Yesus, sama dengan menolak Bapa di Surga.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-279, dalam bacaan pertama (kitab Barukh, ahli tulis nabi Yeremia) dikatakan bahwa keselamatan terjadi seiring dengan pertobatan bangsa Israel. Mengakui kelemahan dan dosa, dapat memulihkan hubungan Tuhan Yesus dengan anda dan saya. Bagaimana dengan sikap hati anda dan saya di dalam menyambut Firman Tuhan? Tuhan memberkati.