GOD’S UNENDING LOVE

Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-160 dari 365 halaman dalam tahun.

 

“Tobitpun lalu memaklumkan di hadapan mereka bahwa ia telah dikasihani oleh Allah yang telah mencelikkan matanya.” Tob 11:16c
(Bacaan lengkap Tob 11:5-17)

 

Saya memiliki seorang teman yang memiliki orangtua yang otoriter. Teman saya ini cerita kalau ia tidak merasakan bahwa orang tuanya sayang padanya karena ia lebih sering dimarahi karena melakukan kesalahan,daripada menerima sikap kasih sayang. Ia menjadi orang yang sangat hati-hati supaya tidak melakukan kesalahan karena takut pada orangtuanya.

Suatu hari mobil yang ia kendarai mengalami kecelakaan. Ada mobil lain yang menabrak sehingga rusaklah mobilnya. Luar biasa dia tidak terluka sedikitpun tetapi ia langsung ketakutan karena harus menceritakan ke orangtuanya. Ditambah lagi orang tuanya pasti harus mengeluarkan uang untuk membiayai kerusakan mobil tersebut.

Dengan takut2 dia telepon dan sudah menyiapkan hati untuk kena marah. Tapi ketika ia cerita, reaksi orangtuanya benar-benar membuat dia kaget. Karena orangtuanya ternyata tidak peduli mobil rusak, yang penting dia baik-baik saja dan soal biaya juga tidak masalah. Dia sangat terkejut karena reaksi orangtuanya membuat dia merasakan bahwa ia dikasihi oleh mereka. Perasaan yang luar biasa dan membuka matanya bahwa sesungguhnya orangtuanya sungguh mengasihi dia.

Kira2 seperti itu juga yang dirasakan Tobit di bacaan hari ini. Tobit adalah seorang yang saleh tetapi ia mengalami suatu musibah. Matanya menjadi buta sehingga istrinyalah yang harus mencari nafkah. Tobit juga menjadi pemarah dan sangat sedih dan merasa mati adalah lebih baik baginya. Tobit tidak merasakan bahwa Tuhan mengasihinya. Di tengah kesedihannya tersebut tanpa disangka Tuhan menyembuhkan matanya yang buta. Tidak hanya itu, bahkan Tuhan memberikan menantu buat anaknya, Tobia. Tidak hanya mata jasmani, tetapi mata rohaninya pun terbuka: Tobia merasakan betapa Tuhan mengasihi dia dan tidak pernah meninggalkannya.

Apakah Anda merasa dikasihi Tuhan? Atau merasa jauh dari Tuhan? Seperti cerita teman saya tadi dan juga Tobit, masalah membuat kita merasa tidak dikasihi. Tetapi dengan adanya masalah, kasih seseorang bisa dibuktikan. Karena ada masalah itulah kita bisa mengalami bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Pada waktuNya Ia akan mengangkat kita yang tetap setia dan percaya padaNya. Sehingga seperti Tobit, kita bisa berkata, “Aku telah dikasihi Tuhan!”

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-160, apapun masalah yang Anda hadapi saat ini, mari kita jangan lari dari masalah. Tetapi mari hadapi dengan iman, karena melalui masalah itulah Tuhan akan membuktikan cintaNya, betapa Ia mengasihi Anda dan saya ???