Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-60 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Yerermia 17:8)
Suatu kali saya pernah mendengar kesaksian seorang bapak yang tinggal di Surabaya. Beliau adalah seorang pengusaha. Selayaknya seorang pengusaha, pasti bisnisnya tidak akan selalu berjalan dengan lancar, kadang bagus, kadang jelek.
Namun suatu ketika, bisnis beliau sempat drop. Sayangnya kali ini, tidak membaik dengan cepat seperti biasanya, namun cukup lama, dan membuat dia sangat stress.
Bapak tersebut, sebut saja namanya, Pak Uri bercerita sebelum ia mengenal Tuhan Yesus, ia pasti marah-marah luar biasa dan berantem, anak-istri yang selalu kena getahnya. Mau marah-marah sampai bagaimanapun, keadaan tak akan instan berubah.
Semenjak ia mengikuti Tuhan Yesus, kesaksian Pak Uri sangat menarik. Saat ia dilanda masalah, Pak Uri lalu mengunci pintu kamar kerjanya, memutar lagu rohani keras-keras, lalu ia praise and worship dengan lagu tersebut. Kadang bisa 4-5 jam, ia terus berdoa dan bernyanyi meminta bantuan Tuhan Yesus.
Walau geli saat mendengarnya, tapi saya sangat kagum mendengar hal tersebut, kesaksian Pak Uri benar-benar menunjukkan bagaimana ia hanya mengandalkan Tuhan Yesus semata-mata. Saat berdoa dan bernyanyi tersebut memang Pak Uri tak selalu menemukan solusi, tapi setidaknya ia menjadi tenang dan fokus. Perlahan Tuhan membukan jalan bagi dia. Dan yang pasti ia tak lagi marah-marah pada anak-istrinya. Keluarganya jelas merasakan buah dari perubahan Pak Uri.
Dalam nubuat nabi Yesaya di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-60 ini, jelas sekali mengingatkan anda dan saya bahwa mereka yang mengandalkan Tuhan bagaikan pohon yang ditanam dekat sungai, tidak akan kehabisan atau kekurangan.
Pertanyaannya. Maukah anda dan saya mengandalkan Tuhan di dalam setiap aspek kehidupan kita?
Trackbacks/Pingbacks