Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-305 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu di cela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga.” (Matius 5:11-12)

 

Perikop diatas merupakan bagian dari kotbah Yesus pertama dari 5 kotbah besar dalam injil Matius. Dikenal sebagai Sabda Bahagia di bukit di pinggir danau Galilea. Sabda Yesus inilah yang memberikan sumber kekuatan dan inspirasi bagi para pengikutNya. Kita bisa melihat kembali kisah martir pertama St Stefanus yang dirajam.

Iman seseorang kadang diuji dengan pertaruhan nyawa. Kesetiaan diuji dengan penderitaan, kesusahan, kadang penyakit. Saya teringat seorang ibu yang minggu lalu meninggal setelah 2 tahun mengalami penyakit cancer, menunjukan kesetiaan luar biasa. Cancernya membuatnya menderita, apalagi di sertai osteoporosis. Kesetiaannya kepada Tuhan boleh menginsipirasikan buat kita pengikut Yesus.

Ibu ini dalam penderitaannya masih mengajak orang yang mengunjunginya di hospital untuk berdoa dan bernyanyi Yesus Engkau sungguh baik. Kami semua yang hadir mampu merasakan ketulusan beliau mengucapkan pujian ini dalam hatinya di tengah-tengah penyakit yang ia alami.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-305 ini mengajarkan kita, anda dan saya pengikut Yesus untuk belajar dari para martir dan orang-orang yang setia walau mengalami penganiayaan dan penderitaan. Kesetiaan mereka akan mendapat ganjaran di surga, ini adalah janji Tuhan Yesus kepada kita semua. Tuhan Yesus yang rela berinkarnasi ( bukan reinkarnasi, melainkan turun ke dunia ) menjadi manusia untuk memulihkan martabat manusia yang telah jatuh dalam dosa, dikembalikan statusnya menjadi sempurna seperti gambaran Allah. Kita boleh bahagia karena Tuhan sangat mengasihi kita. Amin.