Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-46 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu (Ulangan 30:19)
“Hidup adalah pilihan.” Firman Tuhan bahkan telah membantu kita untuk menentukan pilihan. Tuhan kita tidak akan memaksakan kehendakNya, melainkan Dia memberikan kehendak bebas kepada kita dan menghargai pilihan hidup kita.
Sering kali mudah bagi kita untuk memilih karena jelas mana yang baik mana yang buruk, yang susah adalah konsisten dengan pilihan kita dan hidup sesuai konsekuensi pilihan tersebut.
Yesus memberi syarat untuk mengikut Dia: menyangkal diri dan memikul salib setiap hari, lalu mengikutiNya. Godaan akan selalu ada di sepanjang hidup kita, membuat kita berpikir lagi tentang pilihan yang telah kita ambil.
Sering terjadi bahwa pada saat mengikuti retret para peserta berkomitmen untuk bertobat dan hidup baru. Namun umumnya semangat ini tidak bertahan lama. Kehidupan lama begitu menggoda, dan jalan mengikuti Yesus terasa berat dan selalu jatuh bangun. Syukur kepada Allah bahwa jalan mengikuti Yesus bukan jalan yang kita lalui sendirian. Roh Kudus senantiasa ada bersama kita, memberi kita kekuatan untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus.
Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-46 ini, mari kita renungkan pilihan-pilihan yang kita hadapi, misalnya apakah aku akan berpuasa dan berpantang? Apakah aku mau serius mengerjakannya? Mari dengan segenap hati berbalik dari kehidupan kita yang lama untuk mengikuti Yesus. Kita bertobat, meningkatkan doa, amal dan puasa. Kita pastikan bahwa kita memilih jalan yang Tuhan telah sediakan bagi kita. Semoga Tuhan memberkati pilihan yang kita ambil.