Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-228 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?” (Matius 18:21)
Diminta untuk mengampuni sampai 7x mungkin masih memungkinkan. Tetapi apabila harus melakukan sampai 70×7 kali, pasti akan jauh lebih sulit.
Jawaban Tuhan Yesus atas pertanyaan Petrus adalah ajaran agar kita terus menerus mengampuni tanpa kenal batas, tempat, waktu, kapanpun, dimanapun dan kepada siapa-pun.
Kenapa sih kita harus mengampuni? Mengampuni orang lain/diri sendiri bisa berakibat baik untuk orang yang bersangkutan, dalam hal kesehatan, mental, dan stress. Sebaliknya dendam bisa berakibat buruk pada kesehatan. Sebuah kisah nyata, sebut saja namanya Bayu, dia sampai sakit (demam), karena kesel dan marah berkepanjangan pada seorang temannya.
Apakah kita juga butuh mengampuni dalam komunitas Gereja apabila anggota-anggota di dalam komunitas tidak akur?
Saya pernah pergi ke sebuah komunitas. Tidak butuh waktu lama untuk tahu ada beberapa orang yang perang dingin (berantem). Rasanya pasti tidak enak sekali apabila setiap minggu, mereka harus ketemu orang yang sama setiap kali dan harus pelayanan bersama. Ini yang akan dirasakan oleh orang-orang baru. Karenanya jangan heran apabila orang-orang jadi tak kerasan dan pergi.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-228, mengampuni itu tidak gampang, tapi itulah tantangan anda dan saya sebagai orang-orang Katolik.
Hari ini, maukah kita mengampuni orang lain, walaupun mungkin merekalah yang bersalah?