Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-291 dari 365 halaman dalam tahun 2018.
“Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.” (2 Timotius 4: 17)
Melayani Tuhan itu berbahaya! Apa kesan anda membaca pernyataan ini?
Suatu waktu ayah saya diajak pelayanan ke Ambon dengan beberapa orang tim untuk mengadakan acara rohani. Sebelum acara dimulai, ternyata ada grup2 yang tidak senang akan rencana acara orang2 Katolik ini. Akibatnya terjadi kerusuhan besar. Kami semua tegang karena sepertinya mereka bisa saja terperangkap disana, yang jelas nyawa mereka terancam. Syukurlah lewat bantuan tentara, mereka diangkut naik helikopter militer dan kembali ke Jakarta dengan selamat.
Mungkin buat sebagian besar dari kita melayani itu aman-aman saja, dimana kita aktif dalam komunitas Gereja, paroki atau di konteks lain. Buat banyak pengikut Kristus, seperti Santo Paulus di bacaan hari ini, melayani itu berbahaya dan banyak sekali ancaman dari orang2 yang mau melukai, menjahati dan bahkan membunuh sang pelayan.
Yesus juga mengajar pengikutNya kalau perutusan melayani itu seperti diutus ke tengah2 serigala. Ada pesan kalau pelayanan itu tidak selalu enak dan tidak selalu ‘menguntungkan’ secara duniawi.
Akan tetapi, di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-291 ini kita diingatkan bahwa meski pelayanan tidak lepas dari kesulitan, Tuhan selalu mendampingi kita, selalu menguatkan kita, selalu menjaga kita dan Ialah yang melepaskan kita dari bahaya. Inilah janji kasih Tuhan bagi orang2 yang melayaniNya.