Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-299 dari 365 halaman dalam tahun.
Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya.” (Lukas 12:53)
Kutipan di atas sepertinya bertentangan dengan ajaran KASIH yang Yesus ajarkan, right? Bagaimana bisa?
Seorang pewarta pernah berbagi cerita bagaimana godaan dan gangguan tidak pernah berhenti mengganggu kehidupan rohaninya. Salah satunya adalah kasus yang saat ini sedang hangat, same sex marriage. Sang bapak menyemangati anak-anaknya untuk berkomitmen untuk say NO karena mereka mengerti apa yang benar di mata Tuhan. Namun anak-anak bapak ini mempersoalkan untuk tidak menghakimi dan sebaiknya tidak ikut vote saja. Akibatnya anak dengan orang tua menjadi ribut padahal mereka semua merupakan keluarga Katolik. Beberapa kalimat kasar terlontar dari sang bapak sehingga mengotori mulut yang seharusnya memberkati dan malah menimbulkan luka batin di hati anak-anaknya.
Bukankah ini membuat si iblis senang dan menang? Apakah anda dan saya akan membiarkan? Puji Tuhan si bapak akhirnya tersadar. Dia sungguh merasa malu karena bagaimanapun juga, ia seorang pewarta yang dituntut untuk lebih mengerti dan diharapkan lebih bijaksana di dalam mengimplementasikan Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Ia meminta maaf ke anak-anaknya dan akhirnya memilih untuk berdialog ulang dan terbuka dengan mereka.
Keterbukaan dengan tetap bersandar pada ajaran Yesus dan kebenaranNya, yang disampaikan dengan penuh kebijaksaan dan hikmat, adalah besar kuasanya. Anak-anaknya mengerti apa yang sesungguhnya Allah sudah ajarkan, dan hubungan di dalam keluarga dipulihkan.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-299, sejak awal pun Yesus sudah menubuatkan bahwa mengikuti Dia bisa menimbulkan pertentangan di dalam keluarga. Berapa banyak contoh yang sudah kita dengar tentang orang-orang beragama lain yang dikucilkan di dalam keluarga mereka hanya karena mereka memilih mengikuti Kristus, Sang Raja? Tetapi, inilah yang rasul Paulus katakan di penutup bacaan 1 hari ini, “Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Jadi, apa pilihan kita? Maukah kita tetap setia di dalam mengikutiNya? Tuhan memberkati.