Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-334 dari 365 halaman dalam tahun.
“Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Matius 4:19)
Di bacaan hari ini, kita melihat bagaimana Tuhan Yesus memanggil Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes untuk menjadi murid-murid pertamaNya. Tanpa basa basi lagi, mereka langsung komit ikut Yesus, meninggalkan jala, perahu bahkan ayah mereka.
Meninggalkan jala dan perahu, berarti mereka meninggalkan pekerjaan mereka. Sementara meninggalkan ayah (keluarga), berarti meninggalkan comfort zone, atau lingkungan yang sudah mereka kenal.
Sebuah pengalaman pribadi dari teman saya, sebut saja namanya Ray. Ray baru saja tamat kuliah, dan ia sempat kerja di perusahaan finance. Namun beberapa tahun kemudian, ia merasa tidak cocok dengan pekerjaan itu. Justru setelah sempat terjun ke dunia kerja, ia merasa panggilannya adalah untuk menjadi seorang pastor Gereja Katolik. Karena itu Ray, memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan, mata pencarian, bahkan keluarga dia di Indo untuk masuk biara di Sydney. Ray adalah contoh nyata pelaku ayat hari ini, Matius 4:19.
Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-334, zaman sekarang rasanya sudah tak banyak orang mau seperti Ray. Kenapa? Karena umumnya orang lekat dengan kedua hal ini: uang dan comfort zone. Sebaliknya, jika meninggalkan kedua hal tersebut, berarti percaya 100% hanya pada Yesus.
Apakah tandanya seseorang yang terlalu lekat pada uang atau comfort zone? Yaitu bila kehilangan salah satu/keduanya membuat kita merasa insecure. Tapi kita harus sadar, tak satupun yang dunia ini kekal abadi, suatu waktu bisa hilang. Karena itu percayalah pada Tuhan Yesus, cuma Dia yang dapat memberi kita perasaan aman yang real.