Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-186 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?” (Matius 9:4)

 

Xavie adalah salah seorang teman saya di sebuah persekutuan doa. Setelah bertahun-tahun berteman, saya baru tahu kalau dia pernah salah paham dengan anggota yang lain. Karena saya mengenal mereka sudah cukup lama, saat mendengar Xavie, jujur saja saya kaget, kok bisa sih dia memikirkan begitu banyak asumsi, padahal orang yang bersangkutan belum tentu berniat jahat.

Manusia kadang memang suka terhanyut oleh pikiran-pikiran jelek. Coba pikirkan saat terakhir kita berpikiran negatif terhadap seseorang, rasanya jadi kesel, makan tak enak, dan akhirnya capek sendiri kan? Pikiran-pikiran jelek, rasanya adalah siasat iblis, untuk memecah belah orang-orang, komunitas, suami dengan istri, ortu dengan anak, dan seterusnya.

Bacaan pertama adalah contoh nyata, bagaimana imam dan nabi pun tak luput dari pikiran jahat. Berawal dari pikiran, Imam Amazia dan nabi Amos lalu saling bertukar cacian (insult), dan ujungnya dapat membahayakan orang-orang lain di kerajaan Israel.

Refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-186, St Paulus menggunakan seluruh perlengkapan rohani (Efesus 6:11) untuk melawan siasat-siasat licik iblis. Seperti Paulus, kitapun juga harus memakai perlengkapan tsb, terus berdoa dan berjaga-jaga pada setiap kesempatan. Kalau bisa, segala pikiran jelek harus berhenti malam ini juga. Jangan biarkan iblis mencuri ketenangan, kedamaian, atau kerukunan dari keluarga kita.