Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-249 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

“Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: “Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya” (1 Korintus 3:19)

 

Sebuah call centre mempunyai dua kantor terpisah. Karyawannya punya masalah yang mengganggu mereka setahun ke belakang. Mereka tidak bisa men-transfer panggilan antara kedua kantor. Akibatnya kerjaan mereka jadi lama dan ribet.

Suatu hari ada team leader baru yang iseng coba men-transfer panggilan ke kantor yang lain dan berhasil! Semua staff terkejut, mereka selama setahun penuh percaya kalau itu suatu hal yang mustahil, tapi tidak ada juga yang mencoba melakukannya.

Para rasul di Injil Lukas hari ini adalah nelayan berpengalaman, seperti para staff call centre. Mereka merasa kalau menjala ikan lagi di waktu yang salah itu mustahil. Tapi kebijaksanaan Tuhan Yesus lebih besar dari kepintaran mereka. Apa yang mustahil bagi manusia tidaklah mustahil bagi Tuhan. Para rasul disini menunjukkan kerendahan hati dengan turut pada nasihat Yesus, sang tukang kayu.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-249 ini kita diingatkan kalau sepintar-pintarnya manusia, Tuhan lebih pintar. Bacaan pertama mengajak untuk menjadi ‘bodoh’ supaya berhikmat. Ini bukan berarti kita lantas berhenti belajar. Menjadi bodoh disini berarti mengakui hikmat Allah yang lebih besar dan mau tunduk pada perintah dan bimbinganNya, meskipun sekilas aneh atau mustahil, seperti yang para rasul lakukan di pantai Danau Genesaret.