Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-312 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! (Lukas 17:7)

 

Sebuah kisah nyata, seorang teman saya bertama Christina. Karena hobinya bermain keyboard, Christina sering sekali membantu di gereja bermain musik. Tak cuma di persekutuan, tapi juga di gereja untuk mengiringi koor. Karena itu, ia banyak diminta bantuan untuk melayani di beberapa persekutuan. Sekali waktu, ia melayani suatu persekutuan doa, yang selesainya malam-malam. Begitu selesai, semua peserta dan tim sibuk beramah-tamah dan semua lupa pada Christina. Tidak ada satupun yang mengucapkan terima kasih, atau menawarkan untuk mengantar dia pulang.

Saat menggotong keyboard yang lumayan berat, karena postur tubuh Christina yang agak kurus dan kecil, ia merasa sangat kepayahan. Christina sedih sekali, dan akhirnya ia tak tahan dan menangis. Disela tangisnya, Christina cuma berseru, ya Tuhan biar semua ini aku jadikan persembahan untukMu. Biar Engkau saja yang melihat pelayananku.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-312 ini, saat melayani umumnya orang haus akan perhatian atau pujian. Yah, kan lumayan kalau dengar kata-kata yang manis di telinga. Tapi sekali lagi hari ini, Tuhan mengingatkan kita, jangan sampai kita mengharapkan “upah” saat melayani. Upah bisa macam2, apakah itu pujian, uang, service, dsb.

Namun walaupun begitu, di sisi lain, apabila kita yang menjadi tuan rumah suatu komunitas, setidaknya jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang sudah membantu. Dengan demikian, tentu mereka juga akan merasa dihargai dan gembira.