Refleksi Harian Katolik Epiphany. Halaman ke-294 dari 365 halaman dalam tahun 2018.

 

Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu. (Markus 10:37)

 

Pertama kali saat membaca Injil hari ini, kira-kira apa sih yang terlintas dalam pikiran kita? Mungkin kita akan langsung berpikir, duh ini dua anak kurang ajar dan egois banget ya. Mintanya gak tanggung-tanggung, satu mau duduk di kiri dan satunya di kanan Tuhan Yesus. Kalau yang pernah nonton Game of Thrones, pasti tahu itu tidak cuma sembarang tempat duduk. Yang duduk di sisi Raja pasti mendapat kepercayaan terbesar, posisi, real estate. Ia akan menjadi penasehat langsung Raja, plus akan mengepalai pasukan. Kurang apa lagi coba?

Tapi kalau kita baca lagi, bukannya Tuhan Yesus yang pertama-tama bertanya, “Kalian mau apa dariKu?” Duh, coba bayangkan ya kalau ada orang yang bertanya demikian, apalagi yang bertanya adalah Raja dari segala Raja, yaaaa saya sih pasti bakal minta yang sama. Aji mumpung!!

Mungkin Yakobus dan Yohanes melakukan sesuatu yang selama ini kita takuti. Berdasar pengalaman pribadi sendiri, mungkin karena takut kecewa karena gak dapat, atau gak sesuai. Akhirnya kita cuma puas dengan yang biasa-biasa aja laahh.

Di refleksi harian Katolik Epiphany halaman ke-294 ini, bukan kebetulan Injil dipasangkan dengan bacaan dari Ibrani. St Paulus mengajak kita semua agar berani menghampiri Dia agar kita menerima rahmat, karunia mendapat pertolongan sesuai dengan waktunya. Sebab Yesus adalah Iman besar yang mengerti kesusahan kita (Ibrani 4:14-16)

Teman-teman, mencontoh Yakobus, Yohanes dan pesan St Paulus, semoga kita tidak lagi takut meminta bantuan Tuhan. Kenapa kita harus membatasi pertolongan Tuhan? Setelah kita melakukan bagian kita, biarkan Tuhan melakukan bagianNya sesuai dengan waktu Dia.